Type Keyword(s) to Search
BABY

Vocabulary Spurt, saat Bayi Belajar Banyak Kosakata Baru

Vocabulary Spurt, saat Bayi Belajar Banyak Kosakata Baru

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, masih ingat enggak, kata pertama yang diucapkan oleh buah hati Anda? Rasanya bahagia sekali saat mendengar kata pertama yang diucapkan oleh Si Kecil saat itu ya, Moms. Dan setelah itu, mungkin ada banyak kata-kata yang mengalir terucap dari mulut mungil bayi Anda tanpa Anda sadari.

Tahapan Perkembangan Bicara Bayi

Saat pertama lahir, bayi menggunakan tangisannya sebagai 'bahasa' untuk berkomunikasi sehingga Moms tahu dan bisa memberikan apa yang ia inginkan. Memasuki usia 2 bulan, bayi mulai memasuki masa menggumam (cooing) atau membuat suara seperti "aah" dan "uuh".

Di usia 3-6 bulan, menurut American Speech-Language-Hearing Asociation (ASHA), bayi umumnya sudah melakukan bubbling atau mengoceh yang mulai terdengar seperti orang berbicara. Walaupun begitu, kata-kata pertama bayi biasanya baru keluar ketika Si Kecil menginjak usia 10-15 bulan.

Pada usia 10 bulan, bayi Anda sudah dapat menirukan kata-kata, yang disebut dengan istilah echolalia. Kendati bukan merupakan peniruan yang benar, namun sudah mengandung unsur peniruan yang cukup banyak. Dan pada tahun pertama usianya (usia 10-15 bulan), Si Kecil akan mengucapkan kata-kata pertamanya, momen yang sangat dinantikan oleh orang tua. Kata-kata pertama Si Kecil biasanya merupakan nama-nama yang penting baginya atau yang sering ia dengar, contohnya mama, papa, bola, pus, meow, atau lainnya.

Kemudian, pada usia 12-18 bulan, Si Kecil sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti. Kosakatanya juga bertambah banyak lho, Moms. Jika pada usia 15 bulan Si Kecil baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, maka pada usia 18 bulan kata yang bisa ia ucapkan sudah 5-50 kata. Bahkan sekitar usia 18 bulan, ia sudah bisa menyampaikan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.

Vocabulary Spurt

Nah, saat berusia 18-24 bulan, atau menjelang usia 2 tahun, dalam kurun waktu ini anak mengalami lonjakan kosakata. Hal ini disebut dengan vocabulary spurt atau pertumbuhan yang sangat cepat dalam pemahaman dan pengucapan kata oleh bayi.

Vocabulary spurt sendiri merupakan titik di mana bayi dapat menampilkan lonjakan dalam kosa kata yang diucapkannya. Jika sebelumnya Si Kecil hanya mampu mengucapkan 50 kosa kata, maka kemampuannya meningkat menjadi 200 kosa kata.

"Hampir setiap hari Si Kecil memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50 persen bicaranya sudah dapat dimengerti orang lain," jelas Dr. Amanda Soebadi, SpA, dalam tulisannya untuk Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Melatih Bayi Lancar Berbicara

Pepatah mengatakan Alah bisa karena biasa. Karena itu, supaya perkembangan bicara Si Kecil bisa optimal, Moms bisa memberinya stimulasi untuk memperlancar proses belajar bicara anak. Berikut beberapa tips mudah yang bisa Anda lakukan sambil bermain bersamanya.

1. Sering Mengajaknya Bicara

Semakin sering bayi diajak bicara, ia akan semakin banyak mempelajari kata yang ia dengar. Ia juga akan belajar bagaimana nada dan penekanan intonasi bicara bila bertanya ataupun meminta. Jika Anda sudah kehabisan ide, Anda bisa berganti trik, misalnya dengan bernyanyi. Pilih juga kata-kata yang sederhana untuk diajari ke Si Kecil agar ia mudah memahaminya.

2. Membaca Buku Bersama

Banyak yang bisa dipelajari dari aktivitas ini. "Penelitian membuktikan bahwa anak-anak belajar dengan mendengar banyak kata yang baru dan berbeda," jelas Dr. Sarah Roseberry dari Washington University, seperti dikutip dari Mother&Baby UK.

3. Mengikuti Iramanya

Secara tidak sadar, Anda mengubah nada dan ketinggian bicara saat berhadapan dengan bayi dan anak-anak. "Kami menyebutnya sebagai infant-directed speech (IDS) untuk menjelaskan tipe berbicara dengan bayi dan balita, yaitu nada tinggi, beragam frekuensi, dan tata bahasa yang lebih mudah," ujar Dr. Sarah. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang banyak mendengar IDS, lebih banyak bergumam dan memiliki lebih banyak kosakata ketika ia mencapai usia 24 bulan. (M&B/SW/Dok. Freepik)