Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Balita Suka Memukul, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Balita Suka Memukul, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Menyaksikan Si Kecil memukul saudaranya atau kawannya mungkin membuat Anda mempertanyakan kemampuan parenting Anda. Anda merasa tidak pernah mengajarkannya untuk memukul, entah bagaimana Si Kecil dapat dengan entengnya memukul orang lain.

Tapi tenang, Moms, karena sebenarnya semua anak akan melalui fase ini. Deborah Glasser Schenck, Ph. D., direktur Family Support Services di Nova Southeastern University, sering menyebut masa balita sebagai 'fase memukul' karena perilaku ini umum muncul pada anak kecil, terutama yang berumur 1-2 tahun. Yang perlu Anda lakukan adalah memahami penyebabnya dan cara mengatasinya.

Bukan Nakal, Ini Alasannya Balita Suka Memukul

Melansir Parents, ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan Si Kecil gemar memukul, antara lain:

Sedang berkomunikasi

Sebagai manusia kecil yang masih dalam tahap belajar, ia belum menguasai bahasa dengan fasih, padahal ia perlu meluapkan berbagai emosi yang ia rasakan. Maka dari itu, Si Kecil akan lebih suka menggunakan tubuhnya sebagai media komunikasi. 

Melindungi diri

Bila Moms sadari, Si Kecil dapat menjadi lebih agresif saat playdate. Lalu, apa alasannya? Ia dikerumuni oleh anak-anak yang merebut mainannya, berteriak-teriak kepadanya, bermain dengan kasar, atau sekadar menginvasi jarak nyaman Si Kecil.

Mengalami hari yang buruk

Bila ia baru saja mengalami hari yang tidak menyenangkan, maka ia dapat dengan mudah memukul Anda atau orang-orang di sekitarnya. Alasannya, ia belum memiliki kemampuan untuk meredam amarah. Anak yang kalem pun akan memukul bila stres atau terlalu lelah.

Meniru orang lain

Bila Anda merasa tidak mengajarkan kekerasan di dalam keluarga Anda, maka bisa jadi Si Kecil memukul karena melihat dan meniru orang lain. Tayangan televisi, pertikaian di tengah jalan, atau melihat teman-temannya memukul satu sama lain dapat memicu keinginan Si Kecil untuk mencoba mempraktikkannya.

Temperamental natural

Ada beberapa anak yang terlahir tenang, tapi ada pula anak yang lahir dengan emosi yang meluap-luap. Maka dari itu, dengan segala kendala bahasa yang dipunya, ia lebih sering mengekspresikannya dengan memukul. Hal ini tidak berarti Si Kecil nakal, hanya saja ia butuh belajar untuk mengontrol emosi dengan baik sedini mungkin.

Mencoba hal baru

Masa balita adalah masa yang penuh dengan eksplorasi. Di momen-momen ini Si Kecil sedang senang untuk menguji reaksi sebab-akibat pada hal-hal di sekitarnya. "Bila aku melakukan ini, apa ya yang akan terjadi?" Maka, mungkin tak hanya memukul, Si Kecil juga dapat menyebabkan banyak 'kekacauan' lainnya selama rentang usia ini.

Butuh ruang privasi

Balita belum memiliki kemampuan spasial yang mumpuni. Maka dari itu, bila ia merasa terpojok atau merasa terlalu dekat dengan anak-anak lain ia dapat saja memukul anak lain. Hal ini terjadi sebagai tindakan refleksnya.

Cara Mudah Mengatasi Masalah Balita Suka Memukul

Jangan bingung atau panik ketika mendapati Si Kecil mulai memukuli temannya. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi situasi seperti ini:

Kenali alasannya

Hal ini dapat sulit dilakukan karena keterbatasan kemampuan berkomunikasinya. Amati apa yang terjadi sebelum ia memukul dan apa yang ia pukul. Bila ia memukul segelas jus, coba tanya apa yang mau ia minum dan minta ia untuk mengatakannya daripada memukul gelas.

Cegah ia memukul

Kenali tanda-tanda ia akan memukul dengan memahami kondisi Si Kecil. Apakah ia berada di kerumunan? Apakah ia lapar? Apakah ia kelelahan? Pastikan ia makan dan tidur dengan cukup. Hal ini mencegah ia menjadi rewel dan memukuli orang-orang di sekitarnya.

Tenangkan dirinya

Jangan sampai Si Kecil melihat Anda berlaku panik ketika mendapatinya memukul benda atau temannya. Sebabnya, reaksi Anda yang berapi-api dapat menjadi sebuah insentif dan kesenangan tersendiri bagi Si Kecil. Alhasil, ia akan melakukannya lagi.

Tunjukkan empati

Si Kecil mungkin belum memahami perasaan yang ia alami, baik marah atau frustrasi. Maka dari itu, Anda bisa meresponsnya dengan mengidentifikasi perasaan yang mungkin ia rasakan. Di saat yang bersamaan, puji Si Kecil ketika ia berhasil menahan diri untuk tidak memukul.

Hubungkan aksinya dengan perasaan orang lain

Si Kecil memiliki pemahaman yang terbatas tentang dampak perilakunya pada orang lain. Maka, Moms bisa jelaskan dampak yang bisa orang lain rasakan bila ia memukulnya.

Ajari kemampuan menyelesaikan masalah

Latih Si Kecil untuk mengatasi situasi pelik dengan cara yang positif. Ajarkan ia untuk gunakan kata-kata daripada memukul. Bila kata-kata tak berhasil, katakan bahwa ia bisa meminta orang dewasa untuk membantunya menyelesaikan masalahnya. 

Awasi konsumsi media

Penting untuk mengontrol apa pun yang Si Kecil tonton, bahkan kartun sekalipun. Pastikan tontonan Si Kecil aman dan layak dikonsumsi oleh anak-anak.

Beri contoh

Menghukum anak yang gemar memukul dengan memukul pantat bukanlah solusi dan contoh yang baik. Mawaslah diri, Moms. Jangan sampai selama ini Anda tak sadar bahwa telah memberi teladan yang buruk. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)