Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Dengan segala perubahan fisik dan hormon yang dialami, banyak ahli mengatakan bahwa ibu hamil menjadi lebih rentan terhadap infeksi maupun gangguan kesehatan lain, tak terkecuali komplikasi. Melansir The Ritz Herald, studi terbaru menemukan bahwa komplikasi yang dialami oleh ibu milenial saat hamil dan bersalin semakin meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Blue Cross Blue Shield Association (BCBSA) menemukan bahwa komplikasi kehamilan dan persalinan meningkat sebanyak 16,4% dan 14,2%. Ibu yang mengalami komplikasi saat hamil juga berisiko dua kali lipat mengalami komplikasi saat persalinan.
Tidak hanya itu, studi ini juga menemukan bahwa ibu yang mengalami postpartum depression juga meningkat hingga hampir 30%. Penelitian ini menelusuri data 1,8 juta kasus kehamilan di antara tahun 2014 dan 2018 pada perempuan dengan rentang usia 18-44 tahun.
Menurut data di dalam laporan The Health of Millennials yang dilakukan oleh BCBSA di tahun 2019, 85% kehamilan di Amerika Serikat adalah kehamilan oleh ibu milenial. Data ini juga menemukan bahwa sejak tahun 2014 semakin banyak ibu hamil berusia 18-44 tahun yang mengalami masalah kesehatan serius. Jumlah ibu hamil yang mengalami depresi parah meningkat sebanyak 35%, hipertensi sebanyak 31%, dan diabetes tipe 2 sebanyak 28%.
Mengacu pada temuan-temuan tersebut, BCBSA menyatakan bahwa peningkatan komplikasi pada ibu hamil ini dapat disebabkan oleh semakin banyaknya ibu yang sudah memilki masalah kesehatan fisik dan mental sebelum hamil. Kondisi kesehatan yang sudah dimiliki sebelum hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), komplikasi kehamilan adalah berbagai masalah kesehatan yang terjadi selama hamil. Berbagai masalah kesehatan ini dapat meliputi kesehatan ibu saja, kesehatan janin saja, atau bahkan keduanya.
Merespons hal ini, beberapa cara yang bisa diambil untuk mengatasi persoalan ini, antara lain adalah:
⢠Konsultasi maupun kontrol kondisi kehamilan perlu dilakukan secara rutin dan berkala untuk mendeteksi adanya komplikasi sejak dini. Keterbukaan mengenai kondisi kesehatan sebelum hamil juga perlu dilakukan untuk memudahkan proses deteksi.
⢠Dorongan kepada dokter anak untuk melakukan screening pada ibu baru tentang kondisi postpartum depression.
⢠Ibu hamil yang memiliki kondisi kehamilan yang tinggi risiko direkomendasikan untuk mendapatkan perawatan maupun pendampingan khusus. Hal ini dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko komplikasi selama hamil maupun saat bersalin. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)