Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Anak Terlalu Ramah pada Orang Lain, Bahaya atau Tidak?

Anak Terlalu Ramah pada Orang Lain, Bahaya atau Tidak?
(Foto: Dok. Pressfoto / Freepik)

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Sebagai orang tua sudah seharusnya kita mengajarkan Si Kecil untuk bersikap baik dan ramah pada orang lain. Namun di sisi lain Anda juga perlu mengajarkan Si Kecil untuk berhati-hati jika berbicara dengan orang asing, Moms.

Anak-anak biasanya takut untuk mulai berbicara pada orang asing atau orang yang belum ia kenal. Namun, ada juga anak yang sangat ramah dan mudah bergaul. Ia tidak takut menyapa duluan dan bahkan mau diajak bermain bersama orang yang tak dikenal. Tentu saja sikap Si Kecil bisa membuat Moms khawatir, bukan?

Lantas, bahaya atau tidak jika anak bersikap ramah terhadap orang lain? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasannya di bawah ini ya, Moms!

Bahayakah Anak Bersikap Ramah pada Orang Lain? 

Pada dasarnya, mengajarkan anak untuk bersikap baik dan ramah adalah pengajaran yang positif. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan sosial anak dengan baik. Namun, dalam proses menjalin interaksi dengan lingkungan, baik dengan teman sebaya atau orang dewasa selain anggota keluarga, anak tetap harus dipantau secara konsisten oleh orang tua.

Tujuannya adalah agar orang tua mengetahui dengan siapa saja anak berteman atau berinteraksi. Selain itu, Anda juga perlu menjelaskan mengenai batasan dalam pertemanan, misalnya mengenai bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh, dan dari siapa saja boleh menerima hadiah atau makanan.

Melansir dari laman Parents, beberapa tahun yang lalu, Joey Salads, seorang bintang YouTube melakukan sebuah eksperimen sosial, menunjukkan bahwa betapa mudahnya menculik seorang anak menggunakan truk es krim.

Eksperimen sosial ini dilakukan setelah mendapatkan izin orang tua mereka. Dalam eksperimen tersebut, Joey Salads mengundang beberapa anak untuk naik ke truknya dan mendapatkan es krim gratis. Hasilnya, hampir semua anak masuk ke dalam truk tanpa ragu.

Menurut Betsy Brown Braun, spesialis perkembangan anak dan perilaku, ajukan anak beberapa pertanyaan seperti, "Bagaimana jika ada orang dewasa yang menawari kamu permen atau es krim? Atau "Bagaimana jika ada orang dewasa yang meminta membantumu untuk menemukan anak anjingnya yang hilang?" Lihat bagaimana dia menjawab, lalu berikan pengertian yang mudah dipahami oleh Si Kecil.

Hindari memberi penjelasan seperti, "Seseorang mungkin mencoba untuk membawamu setelah ia memberikan kamu permen." Sebagai gantinya, Anda bisa mengatakan, "Walaupun banyak orang baik di luar sana, tetapi ada beberapa orang yang tidak bisa menjaga anak-anak dengan baik dan aman."

Ajarkan anak Anda untuk menghindari menerima tawaran permen atau es krim dari orang yang tidak dikenal ketika ia tidak bersama orang tua atau orang dewasa lain yang ia kenal dan percayai. Selain itu, tanamkan aturan kepada Si Kecil bahwa ia tidak boleh pergi ke mana pun, dengan siapa pun, tanpa meminta izin.

Di samping itu, Anda juga tetap perlu mengajarkan anak meminta bantuan kepada orang yang tidak kenal jika ia mungkin terpisah dengan orang tua saat berada di tempat umum. Katakan kepada anak Anda, jika ia terpisah dari Moms atau Dads saat berada di tempat umum, ia harus mencari petugas keamanan setempat terlebih dahulu.

Jika tidak ada, carilah ibu lain yang sedang bersama anaknya untuk meminta bantuan. Satu lagi, selalu awasi anak Anda saat berinteraksi dengan orang lain dan pastikan ia mengikuti aturan yang Moms ajarkan. Menanamkan aturan-aturan ini kepada anak dapat membantunya tetap aman saat ia sedang berada di luar. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Pressfoto/Freepik)