Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat hamil, tak sedikit wanita yang mengeluh mengalami sulit tidur. Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil akibat perubahan hormon, perubahan secara fisik, atau bahkan karena cemas akan persalinan yang akan ia jalani nanti.
Meski demikian, bumil perlu memperhatikan kualitas tidurnya selama hamil, karena bila Anda kurang tidur, hal tersebut akan berefek negatif pada diri Anda sendiri, kehamilan, dan juga janin dalam kandungan Anda, Moms.
Risiko Komplikasi Kehamilan
Selain memengaruhi kesehatan, kurang tidur saat hamil bisa menyebabkan risiko komplikasi pada kehamilan Anda. Masalah gangguan tidur seperti sleep apnea, yaitu gangguan tidur yang terjadi akibat masalah pernapasan, yang umumnya dialami ibu hamil terutama saat trimester kedua dan ketiga, memiliki konsekuensi komplikasi kehamilan seperti hipertensi, pre-eklampsia, diabetes gestasional, dan hipertensi paru.
Ibu hamil dikatakan mengalami hipertensi bila tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg. Bila peningkatan tekanan darah pada ibu hamil disertai dengan adanya protein dalam urine, hal ini akan menyebabkan pre-eklampsia yang berpotensi menyebabkan cedera organ pada ibu dan meningkatkan risiko kematian bagi ibu dan bayi. Melansir laman Verywellhealth.com, Pre-eklampsia ini biasanya disebabkan oleh dengkuran kronis, di mana sekitar 59% wanita yang menderita pre-eklampsia biasanya akan tidur sambil mendengkur. Sementara peningkatan risiko diabetes gestasional dan penambahan berat badan berlebihan yang diakibatkan oleh kurang tidur terjadi karena adanya perubahan regulasi glukosa.
Masalah Perkembangan atau Pertumbuhan Janin
Tak hanya memerlukan pasokan nutrisi untuk bisa berkembang dengan baik, janin juga memerlukan pasokan oksigen. Penurunan kadar oksigen yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan janin, karena dapat mengakibatkan perlambatan irama jantung dan asidosis pada janin. Selain itu, kurang tidur saat hamil juga dapat mengurangi jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan, yang dapat menyebabkan masalah perkembangan atau pertumbuhan pada janin.
Risiko Operasi Caesar Lebih Tinggi
Sebuah studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidur kurang dari 6 jam per malam pada trimester ketiga dapat mengalami persalinan yang lebih lama dan meningkatkan kemungkinan untuk operasi caesar 4,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidur setidaknya 7 jam per malam.
Risiko Mengalami Depresi Pascamelahirkan
Kualitas atau kuantitas tidur yang tidak memadai saat hamil juga dapat merusak suasana hati seorang ibu yang mengakibatkan masalah gangguan pada konsentrasi dan memori. Selain itu, risiko mengalami depresi pascamelahirkan juga dapat terjadi karena aktivitas menyusui bayi pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan yang mungkin dapat membuat ibu sering terbangun.
Bila Anda khawatir akan efek negatif yang bisa didapat dari masalah gangguan tidur, misalnya sulit tidur saat hamil, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya, sehingga Anda bisa melakukan perawatan sejak dini untuk menghindari efek negatif yang disebabkan masalah gangguan tidur Anda selama masa kehamilan. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)