Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Apakah Anda berencana untuk menurunkan berat badan, Moms? Jika ya, Anda bisa mencoba metode water fasting? Water fasting atau puasa air adalah metode diet yang membatasi asupan makanan dan minuman lain kecuali air. Beberapa tahun terakhir, metode diet ini dianggap sebagai salah satu cara tepat untuk menurunkan berat badan. Bahkan, dipercaya dapat mengurangi risiko beberapa penyakit kronis.
Jurnal yang dipublikasikan di US National Library of Medicine National Institutes of Health, mengaitkan puasa air dengan beberapa manfaat kesehatan yang mengesankan, termasuk risiko yang lebih rendah dari kanker tertentu, penyakit jantung, dan diabetes. Meskipun begitu, melakukan water fasting juga dipercaya dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai water fasting, simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Water Fasting?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, water fasting atau puasa air adalah metode diet yang membatasi asupan makanan dan minuman apa pun kecuali air. Sebagian besar water fasting dilakukan selama 24-72 jam, dan Anda tidak disarankan untuk melakukan puasa air lebih lama dari ini tanpa pengawasan medis. Ada beberapa alasan mengapa orang ingin menjalankan puasa air, antara lain untuk menurunkan berat badan, untuk detoksifikasi, dan untuk meningkatkan kesehatan.
Manfaat Water Fasting
1. Merangsang proses autophagy
Menjalani puasa air diketahui dapat merangsang proses autophagy, yakni suatu proses di mana tubuh Anda memecah dan mendaur ulang bagian-bagian sel yang berpotensi berbahaya. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa autophagy dapat membantu melindungi terhadap penyakit seperti kanker, alzheimer, dan penyakit jantung.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan pada 2011, autophagy dapat mencegah penumpukan bagian sel yang rusak, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kanker. Dengan kata lain, proses autophagy dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker.
2. Membantu menurunkan tekanan darah
Studi yang dipublikasikan di National Library of Medicine menunjukkan bahwa menjalankan puasa air yang diawasi secara medis dapat membantu menurunkan tekanan darah. Penelitian ini melibatkan 68 orang yang memiliki tekanan darah tinggi. Mereka diminta untuk berpuasa selama 14 hari di bawah pengawasan medis. Hasilnya, 82% orang mengalami penurunan tekanan darah ke tingkat yang sehat. Dalam studi lain di tahun 2001 yang melibatkan sekitar 174 orang dengan tekanan darah tinggi, mereka diminta untuk berpuasa selama 10-11 hari. Hasilnya, 90% orang mengalami penurunan tekanan darah.
3. Meningkatkan sensitivitas insulin dan leptin
Insulin dan leptin adalah hormon penting bagi metabolisme tubuh. Insulin membantu tubuh menyimpan nutrisi dari aliran darah, sementara leptin berfungsi untuk mengendalikan nafsu makan serta rasa lapar. Dua penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2005 dan 2014 menunjukkan bahwa puasa air dapat membuat tubuh Anda lebih sensitif terhadap leptin dan insulin, sehingga hormon ini dapat bekerja secara efektif.
Lebih sensitif terhadap insulin, itu artinya tubuh Anda lebih efisien dalam mengurangi kadar gula darahnya. Sementara itu, lebih sensitif terhadap leptin dapat membantu tubuh Anda memproses sinyal kelaparan secara lebih efisien, dan pada gilirannya, menurunkan risiko obesitas.
4. Menurunkan risiko penyakit kronis
Menurut jurnal yang dipublikasikan di US National Library of Medicine National Institutes of Health, puasa air dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Berdasarkan sebuah studi tahun 2013 yang melibatkan 30 orang dewasa yang sehat mengikuti puasa air selama 24 jam, setelah puasa, mereka mengalami penurunan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah - dua penyebab utama penyakit jantung - secara signifikan.Â
5. Menurunkan berat badan
Sebuah studi yang dipublikasikan di National Library of Medicine, menunjukan bahwa Anda mungkin kehilangan hingga 0,9 kg setiap hari setelah menjalani water fasting selama 24 hingga 72 jam. Hal ini karena, menjalani water fasting berarti Anda membatasi asupan kalori, sehingga Anda akan kehilangan berat badan dengan cepat.
Bahaya dan Risiko Water Fasting
Meskipun begitu, water fasting juga memiliki sejumlah risiko, yakni:
1. Dehidrasi
Meski kedengarannya aneh, namun menurut penelitian yang berjudul Contribution of Water from Food and Fluids to Total Water Intake, puasa air bisa membuat Anda mengalami dehidrasi. Hal ini karena sekitar 20-30% asupan air harian Anda berasal dari makanan yang Anda makan. Dengan kata lain, jika Anda minum air dalam jumlah yang banyak tetapi tidak makan makanan, tetap saja Anda tidak mampu mencukupi kebutuhan air harian Anda.
2. Mengalami hipotensi ortostatik
Dikutip dari Healthline, hipotensi ortostatik adalah suatu kondisi di mana terjadi penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang menyebabkan Anda merasa pusing atau pingsan ketika beranjak dari duduk atau berbaring. Jika Anda mengalami gejala ini selama menjalani water fasting, segera hentikan puasa air dan ketahuilah mungkin puasa ini tidak cocok untuk Anda.
3. Memperburuk beberapa kondisi medis
Ternyata, menjalani puasa air dapat memperburuk beberapa kondisi medis tertentu, antara lain:
⢠Radang sendi. Menurut studi yang berjudul Renal Excretion of Uric Acid During Prolonged Fasting, bagi orang yang memiliki riwayat penyakit radang sendi, menjalani puasa air justru dapat meningkatkan produksi asam urat, yang dapat menyebabkan nyeri hebat.
⢠Diabetes. Melansir dari laman Healthline, menjalani puasa air dapat meningkatkan risiko yang merugikan pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.
⢠Gangguan makan. Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan pada tahun 2007 di US National Library of Medicine National Institutes of Health, ditemukan bahwa menjalani puasa air dapat mendorong gangguan makan seperti bulimia, terutama pada remaja. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Daria Shevtsova/Pexels)
- Tag:
- kesehatan
- diet
- water fasting