Type Keyword(s) to Search
BABY

Interseks pada Bayi, Kenali Tanda dan Cara Menanganinya

Interseks pada Bayi, Kenali Tanda dan Cara Menanganinya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Secara umum, setiap bayi terlahir dengan jenis kelamin yang sudah jelas, laki-laki atau perempuan. Namun ada satu kondisi yang dikenal dengan interseks, atau istilah yang dipakai ketika seorang bayi lahir dengan karakteristik yang tidak sesuai dengan dua jenis kelamin di atas.

Kondisi biologis ini membuat bayi tidak bisa diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan. Sebab, ia mungkin memiliki organ seks internal, genitalia eksternal, kromosom, atau penanda biologis lain yang berbeda dari dua jenis kelamin tersebut.

Lalu, kenapa seorang bayi bisa terlahir dengan interseks atau kondisi anatomi yang tidak sesuai dengan tipikal laki-laki atau perempuan ini? Lebih jauh, Anda perlu mengenal tanda serta cara menangani kondisi yang bisa terjadi secara alami ini pada penjelasan sebagai berikut.

Apa Penyebab Bayi Mengalami Interseks?

Dilansir dari laman Tirto.ID, diketahui bahwa interseks adalah peristiwa langka. Dokter Ilene Wong, ahli urologi asal Amerika Serikat yang biasa menangani pasien interseks, pun menyebut ada sekitar 1,7 persen populasi manusia lahir sebagai interseks, atau setidaknya terjadi pada 1 dari 2.000 bayi yang lahir.

Secara garis besar, interseks tak hanya soal masalah pada organ genital, tapi juga dari tingkat hormon seks, perkembangan seksual, dan perubahan kromosom seks. "Ada puluhan kondisi interseks yang berbeda, termasuk hiperplasia adrenal kongenital (CAH), sindrom insensitivitas androgen lengkap (CAIS), dan sindrom Swyer," kata dokter Wong.

Namun pada artikel ini, ada tiga penyebab dari faktor hormonal yang bisa membuat bayi mengalami interseks, di antaranya:

• Hiperplasia adrenal kongenital atau CAH

Kondisi ini membuat kelenjar adrenal janin mengalami over-produksi, sehingga menciptakan dua alat kelamin yang ambigu.

• Sindrom insensitivitas androgen lengkap dan parsial

Sindrom insensitivitas androgen parsial, menjadi penyebab alat kelamin ambigu. Berbeda dengan sindrom androgen lengkap, yang berarti ada vagina tetapi tidak ada rahim, namun juga memiliki testis yang tidak turun.

• Tingkat hormon

Janin memiliki tingkat hormon tertentu yang tidak biasa atau kemampuan yang abnormal untuk menanggapi suatu hormon.

Tanda-tanda dan Cara Menangani


Meski bisa tampak sesaat setelah lahir, kondisi interseks umumnya baru terlihat saat anak beranjak remaja atau pubertas. Kondisi ini dikenal dengan ketidakpekaan androgen lengkap, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, dan agnesis vagina.

Namun, ada beberapa tanda yang cukup jelas secara fisik pada bayi yang mengalami interseks, seperti:

• Memiliki karakteristik laki-laki namun organ reproduksinya adalah perempuan atau sebaliknya.

• Memiliki dua alat kelamin atau lahir dengan alat kelamin yang tidak dapat dikategorikan sebagai laki-laki atau perempuan.

Tindakan operasi pun beberapa kali dipilih sebagai solusi untuk menangani kondisi ini. Namun, banyak ahli dan pihak yang kontra dengan hal tersebut, karena merasa harus melihat pertumbuhan orientasi anak saat beranjak dewasa.

Karenanya, sebagian besar dokter akan menyarankan agar orang tua menunda operasi, kecuali jika secara medis memang diperlukan. Dan selama Si Kecil bertumbuh kembang, orang tua bisa mendukung dengan tidak langsung mengkotakkan jenis kelamin anak.

Baik ia nantinya menjadi laki-laki atau perempuan dengan dilihat dari orientasi seksual dan organ genital yang akan dipilih, Moms dan Dads yang memiliki peran penting untuk menjaga anak agar bisa menentukan pilihannya tanpa terkekang atau terkesan dipaksakan. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)