Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ada banyak cara yang dilakukan oleh pasangan suami istri untuk bisa memiliki momongan, salah satunya adalah dengan program in vitro fertilisation (IVF) atau yang biasa dikenal dengan istilah bayi tabung. Program ini lahir untuk mengatasi masalah infertilisasi yang dialami banyak pasangan. Disebut bayi tabung, karena proses pembuahan terjadi di dalam sebuah piring kaca berbentuk tabung.
Kendati sering menjadi solusi bagi pasangan yang sulit memiliki keturunan, nyatanya program bayi tabung juga bisa gagal. Bahkan dilansir dari Infertilityaide.com, secara global tingkat keberhasilan rata-rata program bayi tabung berkisar 50 persen. Artinya, hampir setengah dari orang yang melakukan IVF mengalami kegagalan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut hal-hal yang menjadi penyebab gagalnya program bayi tabung.
1. Kualitas Embrio
Salah satu penyebab paling umum gagalnya IVF atau program bayi tabung adalah kualitas embrio yang buruk. Banyak embrio yang tidak dapat ditanam setelah dipindahkan ke rahim karena cacat. Cacat ini bisa disebabkan oleh jumlah kromosom yang tidak teratur dan kelainan genetik. Bahkan embrio yang tampak sehat saat dites di laboratorium mungkin saja cacat sehingga mati daripada tumbuh. Selain itu, embrio yang memiliki masalah pertumbuhan juga tidak bisa tumbuh dan akhirnya mati.
2. Usia Sel Telur
Usia sel telur yang akan digunakan pada proses IVF juga sangat penting dan memengaruhi kesuksesan bayi tabung. Seiring dengan bertambahnya usia seorang wanita yang mengikuti program ini, maka kualitas dan kuantitas sel telurnya juga akan semakin berkurang. Wanita di bawah 35 tahun memiliki tingkat implantasi sekitar 45 persen, sedangkan wanita lebih dari 40 tahun hanya memiliki peluang 15 persen kemungkinan implantasi.
3. Respons Ovarium
Usia wanita, kesehatan rahim, dan cara tubuhnya merespons obat-obatan IVF juga berperan besar dalam keberhasilan bayi tabung. Sebelum program IVF, wanita akan diberikan obat agar ovarium menghasilkan sel telur lebih banyak. Jika tubuh merespons obat tersebut dengan baik, maka ovarium akan lebih banyak menghasilkan telur sehingga peluang keberhasilan IVF semakin tinggi. Namun jika respons ovarium tidak sesuai harapan setelah diberikan obat, program bayi tabung bisa gagal.
4. Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom pada embrio juga menjadi penyebab di balik kegagalan IVF. Wanita yang memiliki kelainan kromosom pada embrionya bisa mengalami keguguran atau kegagalan implantasi. Kelainan kromosom meningkat pada wanita setelah usia 30 tahun, dan pada usia 40-an, 75 persen sel telur memiliki kelainan kromosom.
5. Kualitas Sperma
Kualitas sperma pria juga berpengaruh besar dalam keberhasilan atau kegagalan IVF. Sperma melakukan peran kompleks dalam pembuahan sel telur. Untuk bisa melakukannya, sperma harus sehat, mudah bergerak, dan cukup jumlahnya. Sperma dan telur keduanya memiliki reseptor spesifik pada permukaannya yang memungkinkan interaksi mereka. Ketika itu terjadi, enzim dilepaskan dari kepala sperma yang menyebabkan lubang di membran luar telur, yang memungkinkannya untuk menembus.
6. Gaya Hidup Tidak Sehat
Gaya hidup juga berperan besar dalam keberhasilan IVF. Jika Anda dan/atau pasangan hobi merokok, sebaiknya hilangkan kebiasaan tersebut jauh-jauh hari sebelum Anda berdua menjalani program bayi tabung. Anda dan pasangan akan diminta menghentikan kebiasaan merokok setidaknya 3 bulan sebelum memulai IVF. Begitu juga dengan kelebihan ataupun kekurangan berat badan, ini bisa memengaruhi keberhasilan IVF. Anda mungkin akan diminta mencapai berat badan yang sehat dan ideal terlebih dahulu sebelum memulai program ini.
7. Masalah Teknis
Kesulitan teknis yang muncul saat pemindahan embrio ke dalam rahim juga bisa menjadi penyebab gagalnya IVF. Tidak semua dokter memiliki keahlian yang sama dalam hal pemindahan program bayi tabung ini. Karena itu, carilah dokter yang sudah berpengalaman sehingga Anda dan pasangan bisa menghindari penyebab kegagalan IVF yang satu ini. (M&B/SW/Dok. Freepik)