Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Ini Cara Prediksi Masa Subur Anda agar Cepat Hamil

Ini Cara Prediksi Masa Subur Anda agar Cepat Hamil

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Bagi beberapa pasangan, kehamilan adalah sebuah hal yang mudah dicapai. Tapi bagi pasangan lain, kehamilan dapat membutuhkan usaha lebih. Tetapi, faktanya, mengenali momen yang tepat adalah kunci keberhasilan untuk bisa cepat hamil. Anda harus pastikan bahwa ada kondisi tepat di mana sel telur dan sperma dapat bertemu.

Hal ini dapat dilakukan bila Anda mengetahui kapan ovarium melepaskan sel telur (ovulasi). Melacaknya (ovulation tracking) adalah metode alami yang umum digunakan. Sudah siap atau ingin segera hamil? Coba beberapa cara untuk melacak masa subur Anda berikut ini, Moms!

1. Kalender

Bila siklus menstruasi Anda cenderung terjadi di tanggal yang sama setiap bulannya, maka kemungkinan besar masa ovulasi Anda ada di dua minggu atau 14 hari sebelum siklus haid dimulai.

Tapi hal ini dapat berbeda bagi setiap orang. Bila Anda memiliki siklus menstruasi selama 35 hari, maka kemungkinan besar Anda mengalami ovulasi sekitar di hari ke-21. Bila Anda memiliki siklus yang sangat rutin, tidak lebih singkat dari 26 hari dan tidak lebih lama dari 32 hari, maka ovulasi dapat terjadi selama hari ke-8 hingga hari ke-19.

Walaupun begitu, metode ini kurang dapat berhasil bila Anda memiliki siklus haid yang tidak teratur. Catatan tentang suhu tubuh basal dan perubahan lendir serviks dapat lebih membantu. Selain itu, berkonsultasi dengan dokter dapat lebih efektif untuk Anda yang memiliki siklus haid yang tak teratur.

2. Suhu Tubuh Basal

Memeriksa suhu tubuh basal juga dapat dilakukan untuk mengetahui masa ovulasi Anda lho, Moms. Suhu tubuh basal adalah suhu terendah tubuh saat tidur atau istirahat. Caranya, ukur suhu tubuh Anda sesaat setelah bangun tidur. Lakukan ini sebagai kegiatan pertama Anda di pagi hari, baik sebelum minum air putih maupun buang air kecil.

Usainya ovulasi ditandai dengan kenaikan suhu tubuh basal dan terus meningkat hingga siklus menstruasi Anda dimulai. Artinya, suhu tubuh sebelum ovulasi rata-rata lebih rendah dibandingkan saat setelah ovulasi. Pastikan untuk mencatat temperatur tubuh basal setiap hari di waktu yang sama dengan akurat, karena kenaikan maupun penurunan suhu dapat sangat kecil.

Setelah Anda mendapatkan tiga suhu yang lebih tinggi daripada suhu rata-rata, maka ini bisa mengartikan bahwa ovulasi terjadi sehari sebelum suhu meningkat. Bila Anda mendapatkan perubahan lendir vagina seiring dengan kenaikan suhu tubuh basal, maka semakin tinggi kemungkinan ovulasi terjadi sebelum ada perubahan lendir dan suhu.

Yang tak boleh terlupa, gunakan termometer khusus untuk mengukur suhu tubuh basal karena lebih peka dibandingkan dengan termometer biasa. Jangan khawatir, karena termometer suhu tubuh basal biasanya harganya masih ramah di kantong kita, Moms.

3. Lendir Serviks

Mengidentifikasi perubahan lendir serviks dapat membantu memahami momen ovulasi Anda, selama ovulasi lendir akan berupa cairan bening, mirip dengan rupa putih telur ayam. Lendir yang bening ini memudahkan sperma melalui serviks menuju sel telur dan menyediakan lingkungan yang lebih baik agar sperma bisa bertahan hidup selama di dalam rahim. Kebalikannya, lendir serviks yang kental, lengket, dan berwarna keputihan menandakan sel telur belum siap untuk dibuahi.

Bila diiringi dengan grafik suhu tubuh basal Anda, catatan tentang perubahan lendir serviks ini cenderung memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)