Type Keyword(s) to Search
BABY

Waspada, Hidrokel pada Bayi Laki-laki

Waspada, Hidrokel pada Bayi Laki-laki

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Testis atau buah zakar adalah bagian dari sistem reproduksi laki-laki yang memiliki fungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Sepasang testis ini berada di dalam skrotum dan menggantung tepat di bawah pangkal penis.

Ada sejumlah masalah yang mungkin terjadi pada skrotum, salah satunya adalah hidrokel. Secara medis, hidrokel dapat diartikan sebagai penumpukan cairan di sekeliling testis. Penumpukan cairan ini bisa menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan rasa nyeri pada kantong buah zakar. Pada kondisi normal, kantong buah zakar atau skrotum akan terasa kencang tapi tidak keras. Nah pada penderita hidrokel, skrotum akan terasa lunak seperti balon yang berisi air jika disentuh.

Hidrokel bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi yang baru lahir. Bayi yang terlahir prematur memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hidrokel. Meski penyebabnya tidak diketahui, hidrokel biasanya sudah terbentuk sebelum bayi dilahirkan. Saat berada di dalam kandungan, testis janin yang awalnya berada di perut akan turun ke dalam skrotum melalui celah di antara rongga perut dan skrotum. Kedua testis tadi turun ke dalam skrotum bersama dengan cairan.

Normalnya, celah yang disebut kanal inguinal ini akan menutup pada tahun pertama setelah bayi lahir. Cairan di dalam skrotum juga akan terserap secara bertahap oleh tubuh bayi dengan sendirinya. Namun pada bayi yang mengalami hidrokel, proses tersebut tidak berjalan dengan normal. Kanal inguinal tidak menutup sehingga skrotum tetap terisi cairan dan membengkak.

Pada umumnya, hidrokel tidak berbahaya. Tapi Moms perlu segera memeriksakan Si Kecil ke dokter apabila mencurigai terjadinya hidrokel guna mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit serius, seperti kanker testis.

Jenis Hidrokel

1. Hidrokel Nonkomunikan

Hidrokel jenis ini terjadi ketika celah di antara rongga perut dan skrotum (kanal inguinal) menutup, tapi cairan di dalam skrotum tidak terserap oleh tubuh.

2. Hidrokel Komunikan

Hidrokel ini terjadi ketika kanal inguinal tidak menutup sehingga cairan dari rongga perut terus mengalir ke dalam skrotum dan dapat naik kembali ke perut. Hidrokel komunikan dapat disertai hernia inguinalis (kondisi penonjolan organ, seperti usus dan jaringan di dalam perut ke area inguinal atau selangkangan).

Saatnya Mengambil Tindakan

Pada bayi, hidrokel biasanya akan menghilang dengan sendirinya hingga Si Kecil berusia dua tahun. Namun jika hidrokel masih ada setelah usia tersebut atau bahkan menimbulkan rasa nyeri, maka ada kemungkinan diperlukan tindakan operasi untuk menghilangkannya.

Tindakan operasi juga diperlukan apabila hidrokel disertai adanya hernia. Pasalnya, sebagian usus yang ikut turun masuk ke dalam skrotum dapat terjepit dan membengkak sehingga aliran darah pun terganggu. Jika keadaan ini tidak ditangani, jaringan usus yang terjepit tidak mendapat asupan darah dan bisa menyebabkan kematian jaringan usus, suatu kondisi yang mengancam nyawa.

Di sisi lain, bayi yang menjalani operasi hidrokelektomi juga memiliki risiko menghadapi kondisi berikut ini:

• Infeksi

• Gangguan irama jantung

• Pendarahan

• Penggumpalan darah

• Reaksi alergi

• Cedera saraf pada skrotum

• Kesulitan bernapas.

Namun Moms jangan khawatir. Risiko tersebut bisa diminimalisasi dengan penanganan yang baik dari dokter dan petugas medis. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)