Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Perubahan hormon dan tubuh selama hamil dapat membuat tubuh Anda menjadi lebih rentan terhadap berbagai keluhan kesehatan, tak terkecuali sembelit. Sebuah penelitian di tahun 2008 menemukan bahwa prevalensi sembelit pada trimester pertama adalah 29,6%, 19% pada trimester kedua, dan 21,8% pada trimester ketiga.
Memang sembelit terkesan sebagai gangguan yang biasa saja, bahkan dapat kapan saja terjadi tanpa perlu hamil. Tetapi sembelit tak hanya sebabkan perut yang terasa tidak nyaman saja, karena bila keadaannya parah dapat menyebabkan komplikasi, Moms. Namun jangan keburu panik, simak penjelasan berikut, Moms!
Komplikasi Berbahaya
Walau tampak tidak berbahaya, dalam kasus tertentu sembelit dapat menyebabkan komplikasi serius seperti fecal impaction. Melansir WebMD, fecal impaction adalah kondisi di mana kotoran yang sangat besar dan mengeras di dalam usus besar atau rektum. Dalam kondisi ini, biasanya mengejan pun tak akan bisa memancing kotoran keluar.
Masalah kesehatan ini dapat menjadi lebih parah, karena bisa menyebabkan penyakit yang mematikan atau bahkan kematian bila tidak ditangani dengan baik. Biasanya fecal impaction dialami oleh orang dewasa yang sudah lanjut usia dan memiliki permasalahan pencernaan. Penyebab utama fecal impaction adalah konstipasi.
Selain sembelit, beberapa gejala yang menandakan fecal impaction antara lain diare yang sangat cair, cepirit saat batuk atau tertawa, mual atau muntah, sakit punggung, dehidrasi, berkurangnya keinginan untuk buang air kecil, perut yang bengkak, kesulitan bernapas, detak jantung menjadi lebih cepat, tekanan darah rendah, pusing, berkeringat, demam, dan linglung. Bila Anda sembelit diiringi oleh beberapa tanda tersebut, maka segera konsultasikan dengan dokter Anda. Membiarkan fecal impaction dapat berujung pada kematian.
Penanganan utama fecal impaction adalah upaya pengeluaran kotoran, dan cara umum yang digunakan adalah dengan enema. Menurut laporan yang dimuat dalam jurnal Clinics in Colon and Rectal Surgery tahun 2010, fecal impaction terjadi pada ibu hamil akan ditangani dengan cara yang sama yang dilakukan pada pasien tidak hamil.
Cegah Sembelit dengan Mudah
Mengingat bahayanya, sembelit selama hamil tak bisa dianggap remeh. Adapun beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sembelit saat hamil antara lain:
1. Jaga pola makan cukup serat. Menurut American Pregnancy Association, porsi serat ideal ibu hamil adalah di rentang 25-30 gram per hari. Serat bisa didapat dari mengonsumsi buah, sayuran, sereal, roti gandum, dan sebagainya.
2. Minum banyak air. Konsumsi serat yang tinggi perlu diiringi dengan asupan cairan yang tinggi pula. Minum air setidaknya sebanyak 8 gelas sehari. Kombinasi dari pola makan cukup serat dan banyak air sangat membantu tubuh untuk membuang kotoran.
3. Rutin olahraga. Bila Anda termasuk orang yang jarang olahraga, maka Anda memiliki risiko besar untuk mengalami konstipasi. Tak perlu yang berat dan susah. Berjalan, berenang, dan olahraga ringan lain selama 20-30 menit sehari dapat membantu kinerja usus lebih optimal.
4. Sigap tangani sembelit. Bila Anda tidak tahu medikasi maupun cara tepat untuk tangani sembelit Anda, berkonsultasi dengan dokter adalah langkah tepat.
5. Kurangi suplemen zat besi. Memang zat besi sangat diperlukan untuk perkembangan janin, tapi tetap jaga dalam takaran yang secukupnya. Konsultasikan dengan dokter tentang asupan zat besi Anda saat mengalami sembelit selama hamil. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)