Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ketahui Cara Menghadapi Sinusitis Kronis pada Anak

Ketahui Cara Menghadapi Sinusitis Kronis pada Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Masalah kesehatan pernapasan pada anak memang tidak bisa disepelekan. Sinusitis menjadi penyakit yang membutuhkan perawatan cukup intensif karena dapat membuat Si Kecil kesulitan dalam bernapas dan merasa tak nyaman dalam jangka panjang.

Sinusitis sendiri dibedakan dalam beberapa jenis, dan salah satunya adalah sinusitis kronis. Kondisi ini merupakan yang terparah, di mana anak akan mengalami dua atau lebih gejala sinusitis setidaknya selama 12 minggu dan merasakan tanda tekanan sinus.

Gejala Sinusitus Kronis

Umumnya, penyakit ini disebabkan oleh peradangan yang lama, meski juga bisa terjadi akibat adanya infeksi dalam jalur penapasan. Gejala yang paling sering terjadi adalah pilek yang tak kunjung sembuh. Namun, ada gejala lain sebagai tanda terjadinya sinusitis kronis, sebagai berikut:

• Terdapat cairan yang kental dan berwarna dari hidung.

• Terasa ada cairan yang mengalir dari belakang tenggorokan (postnasal drip).

• Terjadi penyumbatan hidung hingga kesulitan bernapas.

• Timbul nyeri, sensitif, dan bengkak di sekitar mata, pipi, hidung atau kening.

• Berkurangnya indra penciuman dan pengecap pada dewasa atau batuk pada anak-anak.

• Demam dan mual.

• Nyeri pada telinga, rahang atas, dan gigi.

• Batuk yang memburuk pada malam hari.

• Radang tenggorokan.

• Napas bau (halitosis).

• Kelelahan atau mudah marah.

Cara Menghadapi Sinusitis Kronis


Berbagai kondisi di atas akan dialami Si Kecil secara bertahap atau berbarengan selama 12 minggu. Maka untuk mengatasi kondisi ini, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan tindakan. Perawatan ini sendiri dimaksudkan untuk membuka jalur napas dan mengetahui penyebab sinusitis, yaitu:

1. Polip hidung atau adanya pertumbuhan jaringan hidung hingga terjadi penyumbatan.

2. Septum hidung (dinding di antara kedua lubang hidung) yang bengkok.

3. Kondisi medis lainnya, seperti asma, komplikasi cystic fibrosis, penyakit asam lambung, HIV, dan penyakit sistem imun lain.

4. Infeksi saluran pernapasan, yang membuat selaput sinus meradang dan menebal, sehingga menghambat aliran lendir di hidung.

5. Reaksi alergi hingga timbul peradangan di hidung akibat udara kotor atau makanan tertentu.

Untuk itu, ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi sinusitis kronis ini, di antaranya:

Endoskopi hidung

Prosedur yang disebut juga rhinoskopi ini bertujuan untuk melihat bagian dalam sinus dengan memasukkan saluran tipis dan fleksibel dengan sinar optik fiber.

CT scan atau MRI

Pengambilan gambar dengan kedua metode ini akan memperlihatkan kondisi dalam hidung secara detail, terutama jika ada peradangan atau penyumbatan yang sulit terdeteksi saat endoskopi.

Saline nasal irrigation

Menyemprotkan nasal spray untuk mengeluarkan cairan dan membilas bagian iritasi pada hidung anak.

Kortikosteroid hidung

Selain disemprot, pengobatan juga bisa dilakukan dengan suntikan dan minum obat. Hal ini dilakukan apabila anak mengalami sinusitis berat dan memiliki polip hidung.

Antibiotik

Apabila sinusitis diakibatkan infeksi karena bakteri, maka pengobatan dengan antibiotik bisa menjadi pilihan yang dianjurkan dokter.

Operasi sinus endoskopik

Apabila sinusitis tak kunjung membaik, maka tindakan operasi perlu dilakukan. Operasi sinus endoskopik ini bertujuan untuk mengangkat jaringan atau polip yang menyebabkan penyumbatan hidung. Membesarkan lubang sinus yang sempit juga dapat menjadi alternatif pengobatan. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)