Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Preeklampsia merupakan penyebab tertinggi kasus kematian ibu di Indonesia. Biasanya, gangguan ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah (hipertensi) dan terdapatnya unsur protein pada urine bumil. Preeklampsia yang diikuti kejang atau koma, disebut dengan eklampsia. Kondisi ini sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
Menurut para peneliti, bumil yang baru pertama kali mengandung memiliki risiko preeklampsia 9 kali lebih tinggi dibandingkan bumil yang sudah pernah mengandung lebih dari sekali (hanya 2 kali). Selain itu, bumil yang berusia di atas 40 tahun, kehamilan kembar, dan bumil dengan riwayat preeklamsia, juga dapat memicu terjadinya gangguan kehamilan ini.
Gejala lain yang bisa dideteksi adalah tekanan darah yang meningkat, bengkak di kaki, volume urine yang berkurang, nyeri pada ulu hati, sering pusing, dan pandangan kabur. Ada 2 jenis preeklampsia, yaitu:
1. Preeklampsia ringan
Biasa terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu dengan tekanan darah hingga 140/90 mmHg.
2. Preeklampsia berat
Pada jenis ini, tekanan darah dapat mencapai 160/110 mmHg. Preeklampsia berat dapat menyebabkan gangguan serebral atau visual, fungsi hati, pertumbuhan janin yang terhambat, nyeri pada perut bagian kanan atas, serta penurunan trombosit. Jenis preeklampsia ini biasanya terjadi saat usia kehamilan di atas 34 minggu. (Aulia/DMO/Dok. M&B)