Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Wanita Juga Bisa Kehilangan Gairah Seks, Ini Alasannya

Wanita Juga Bisa Kehilangan Gairah Seks, Ini Alasannya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Pasangan mengajak bermesraan, tapi Anda seperti enggan memberikan respons. Moms, pernahkan Anda merasakan hal semacam itu?

Kehilangan gairah seks bisa dialami oleh siapa saja, termasuk para wanita. Ada kalanya, Moms merasa malas untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan. Fenomena ini sesungguhnya cukup wajar, tapi bukan berarti dibiarkan begitu saja.

Menurut situs Webmd, menurunnya libido atau gairah seks terjadi pada sepertiga wanita antara usia 18 hingga 59 tahun. Tidak seperti pria yang masalah seksnya didominasi faktor disfungsi ereksi, masalah seks terbesar pada wanita merupakan kombinasi antara faktor fisik dan psikologis. Oleh sebab itu, solusinya bukan sekadar dengan meminum obat tertentu.

Cari tahu penyebab menurunnya gairah seks Anda agar bisa diperbaiki. Pasalnya, kualitas hubungan seksual Anda dan pasangan juga bisa menjadi salah satu penentu kebahagiaan sebuah pernikahan, lho! Berikut adalah beberapa alasan mengapa gairah seks wanita bisa menurun.

1. Masalah Internal dalam Keluarga

Ya, penyebab utama wanita kehilangan gairah seks adalah karena adanya masalah dalam kehidupan rumah tangganya sendiri. Bisa jadi, libido Anda menurun karena ada permasalahan dengan suami yang tak terselesaikan. Misalnya, Anda merasa kesal karena suami enggan memberikan bantuan dalam mengurus pekerjaan rumah tangga. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat gairah seks Anda terhadap pasangan menurun. Jika alasannya adalah masalah dengan suami, Anda disarankan untuk segera membuka pintu komunikasi dengannya. Secara perlahan, ungkapkan permasalahan yang membuat Anda kesal.

Di sisi lain, adanya masalah dengan pasangan bukan satu-satunya penyebab Anda kehilangan gairah seks. Kehadiran anak juga terkadang berpengaruh terhadap kehidupan seksual Anda. Bisa jadi, Anda kelelahan mengurus Si Kecil seorang diri sehingga tak memiliki tenaga lagi ketika pasangan mengajak bercinta. Jika demikian, maka tak ada salahnya Anda meminta bantuan pasangan dalam mengurus anak dan rumah tangga.

2. Pengaruh Kehidupan Sosial

Faktor yang satu ini biasanya dialami oleh ibu yang bekerja. Tekanan dalam pekerjaan atau tugas-tugas yang menumpuk bisa menimbulkan stres pada wanita sehingga kehilangan gairah seksnya. Selain itu, gambaran media tentang seksualitas juga bisa berpengaruh negatif terhadap libido Anda.

3. Kadar Testosteron yang Rendah

Kenaikan kadar hormon testosteron pada wanita mencapai puncaknya pada usia pertengahan 20-an. Setelah itu, kadar hormon tersebut akan menurun secara bertahap hingga seorang wanita mencapai masa menopause. Dalam beberapa kasus, penurunan hormon testosteron pada wanita bisa terjadi secara drastis. Hal inilah yang akan memengaruhi gairah seks perempuan.

Pada umumnya, wanita bisa menjaga kadar hormon testosteronnya dengan gaya hidup sehat dan mengonsumsi vitamin serta suplemen tertentu bila diperlukan. Makanan seperti telur dan kacang-kacangan juga diyakini bisa menjaga kadar testosteron.

4. Masalah Medis

Masalah medis seperti kelainan fungsi kelenjar tiroid, fibroid (miom), dan endometriosis bisa memengaruhi hasrat seksual seorang wanita. Hal yang sama juga berlaku pada penyakit yang berhubungan dengan mental, seperti depresi.

5. Pengobatan

Wanita yang mengonsumsi obat-obatan seperti antidepresi atau bahkan pil KB, juga bisa mengalami penurunan libido. Pasalnya, obat-obatan tersebut bisa mengakibatkan penurunan kadar hormon testosteron atau memengaruhi laju aliran darah.

6. Usia

Bertambahnya usia mengakibatkan penurunan hormon androgen pada wanita. Sebagai catatan, hormon androgen berperan dalam mengatur kadar gairah dan kepuasan seksual pada wanita.

Beberapa masalah seksual pada wanita bisa diatasi sendiri dengan bantuan pasangan. Akan tetapi jika Anda merasa mengalami penurunan gairah seks secara drastis, maka sangat disarankan Anda untuk segera berkonsultasi dengan dokter. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)