Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Lebaran identik dengan makanan enak. Tapi Moms, tahan dulu nafsu makan Anda! Makan berlebihan bisa berakibat tidak baik bagi tubuh Anda, khususnya jika Anda tengah hamil.
Sajian makanan dan minuman pada saat Lebaran biasanya terdiri dari makanan yang mengandung tinggi gula, lemak, dan kalori. Saat dikonsumsi secara berlebihan, jenis makanan dan minuman seperti ini bisa memperberat kerja metabolisme tubuh. Kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol akan meningkat drastis secara tiba-tiba. Hal ini bisa mengakibatkan ibu hamil merasa pusing dan lemas, serta kemungkinan merasa mual atau muntah hebat.
Moms tentunya tak ingin hal ini terjadi pada Anda, kan? Guna menjaga kesehatan tubuh Anda dan janin, Anda perlu mengatur pola makan pada saat perayaan Idul Fitri seperti berikut ini, Moms.
1. Makan Sedikit Tapi Sering
Pada saat perayaan Lebaran, tentu Moms sudah menyediakan lebih dari dua jenis hidangan istimewa bagi keluarga. Belum lagi kehadiran camilan, kue-kue, plus minuman manis guna melengkapi perayaan hari kemenangan ini. Makanan dan minuman yang beraneka ragam tersebut kerap membuat kita tergiur untuk mencicipi semuanya hingga kekenyangan.
Padahal hal tersebut tidak boleh dilakukan, khususnya bagi ibu hamil. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi, maka lambung akan bekerja lebih keras guna mencernanya satu per satu. Alhasil, perut akan kembung dan muncul potensi gangguan pencernaan lainnya.
Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk makan secukupnya saja. Gunakan prinsip makan sedikit tapi sering, ketimbang makan dalam jumlah besar sekaligus. Berikan jeda 3-4 jam agar makanan lebih mudah dicerna oleh lambung.
2. Batasi Makanan Berlemak
Opor ayam, gulai kambing atau ikan, rendang, ketupat sayur, dan makanan bersantan lainnya kerap menjadi pilihan utama hidangan Lebaran. Jenis makanan tersebut mengandung lemak yang cukup tinggi, yang penting bagi perkembangan sistem saraf janin. Selain itu, ikan, daging, dan ayam juga mengandung protein serta mikronutrien seperti asam folat, kalsium, dan zat besi yang dibutuhkan oleh ibu hamil. Jadi tentu saja, ibu hamil bisa mengonsumsi makanan tersebut.
Namun yang perlu diingat, jangan mengonsumsi opor dan sejenisnya dalam jumlah berlebihan. Mengonsumsi makanan bersantan sepanjang hari, apalagi selama beberapa hari, tentu akan menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Selain memicu sejumlah penyakit, kelebihan lemak pada ibu hamil bisa meyebabkan penambahan berat badan hingga obesitas.
3. Hindari yang Manis
Sesekali mengonsumsi kue kering seperti nastar, putri salju, serta minuman manis seperti es buah, memang tidak dilarang. Akan tetapi jangan jadikan makanan dan minuman tersebut sebagai camilan utama. Kelebihan kadar gula pada saat hamil dapat memicu penyakit gula dalam kehamilan (diabetes gestasional) yang mengakibatkan bayi terlahir dengan berat badan berlebih (makrosomia), serta berpotensi memicu berbagai komplikasi lainnya.
Ada baiknya, Anda tetap mengonsumsi buah-buahan segar, kacang-kacangan, atau makanan sehat lainnya sebagai camilan utama. Sedangkan kue kering dan yang lainnya hanya dikonsumsi sesekali saja dalam jumlah sedikit.
4. Jangan Lupakan Sayur
Banyaknya makanan Lebaran sering kali membuat ibu hamil lupa untuk makan sayur. Padahal sayur penting bagi kesehatan tubuh, khususnya bagi wanita yang tengah mengandung. Sayuran hijau kaya akan vitamin E, vitamin B, dan asam folat yang penting untuk perkembangan saraf janin.
Selain itu, serat dalam sayur juga baik untuk melancarkan pencernaan ibu hamil yang rentan mengalami konstipasi alias kesulitan buang air besar. Oleh sebab itu, jangan lupa selipkan menu sayur di antara opor dan rendang Anda ya, Moms.
5. Wajib Air Putih
Air putih sangat penting untuk dikonsumsi ibu hamil karena bisa mencegah dehidrasi, menjaga fungsi ginjal, memperlancar peredaran darah, dan memastikan kecukupan cairan ketuban. Namun yang terpenting, air putih tidak menimbulkan efek samping seperti halnya sirup, teh manis, atau es campur yang bisa meningkatkan kadar gula darah jika terlalu sering dikonsumsi. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)