Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat Si Kecil memasuki usia enam bulan, sudah waktunya Moms mulai mengenalkan MPASI. Dan biasanya, menu yang disiapkan di awal adalah makanan yang memiliki tekstur lembut dahulu. Ini dimaksudkan agar Si Kecil tidak kaget saat berpindah dari tekstur susu yang cair ke tekstur makanan yang lebih padat.
Salah satu menu yang sering menjadi andalan adalah puree, atau bentuk makanan yang sudah dilembutkan. Meski umumnya puree terbuat dari buah dan sayur saja, hal ini dianggap masih kurang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, terutama proteinnya.
Karena alasan tersebut, maka Moms perlu menyiasati cara pengolahan puree agar semua nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil terpenuhi dan mampu mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan dan memberikan puree sebagai MPASI bayi? Simak panduan berikut ini, Moms.
1. Kapan saat yang tepat untuk memberikan puree?
MPASI pertama sendiri bisa mulai diberikan sejak bayi usia enam bulan, karena sistem pencernaannya sudah lebih siap menerima sari-sari makanan dengan sempurna. Puree sendiri menjadi menu yang aman dan bisa diberikan sebagai MPASI awal Si Kecil.
2. Berapa banyak porsi puree dalam satu kali makan?
Pemberian puree harus dilakukan secara bertahap, dimulai dengan 1-2 sendok selama beberapa waktu. Lalu, tambahkan jumlah sendokan setiap kali makan, sampai pada porsi penuh saat Si Kecil makan.
3. Bagaimana tekstur puree yang tepat?
Tekstur yang Moms buat tentu harus menyesuaikan dengan selera bayi. Biasanya, tekstur awal agak lebih cair, sehingga tidak membuat kaget organ pencernaannya. Kemudian, secara bertahap ubah tekstur puree menjadi lebih kental dan semakin padat, hingga Si Kecil sudah mampu mengunyah makanannya sendiri.
4. Bolehkah menambahkan ASI atau susu formula?
Rasa ASI atau susu tentu sudah sangat familiar dirasakan oleh Si Kecil, sehingga Moms bisa mencampurkannya ke dalam puree. Tetapi tetap perhatikan teksturnya saat menambahkan susu ya, Moms.
5. Apa saja bahan yang bisa diolah menjadi puree?
Sebenarnya, semua bahan makanan dapat diolah menjadi puree, dengan melalui proses pengolahan yang benar dan tekstur yang pas. Terutama bahan sayur, bisa Anda campur dengan protein seperti daging, ayam, dan kacang-kacangan. Sedangkan untuk buah, Moms bisa mencampurkan beberapa jenis yang berbeda, tanpa menambahkan bahan lainnya.
6. Apakah ada perbedaan cara mengolah bahan menjadi puree?
Beberapa bahan memang harus melalui proses masak khusus terlebih dahulu sebelum dijadikan puree, seperti gandum atau beras, yang perlu dihaluskan menjadi tepung, lalu dimasak menjadi bubur dan baru diolah dalam bentuk puree.
Untuk buah, khususnya pir dan apel, sebaiknya dimasak dahulu selama 15 menit untuk membuatnya lebih empuk, baru dihaluskan. Hindari penggunaan sayuran yang memproduksi gas, seperti kol untuk dijadikan puree.
Berbeda lagi dengan bahan protein nabati, yang bisa diolah dengan mencampurkannya pada bubur atau bersamaan dengan mengukus sayur, lalu dihaluskan. Sedangkan untuk protein hewani, pakailah daging ayam tanpa kulit dan tulang, atau ikan tanpa duri (fillet). Pastikan saat memasak di awal, bahan makanan ini matang sempurna untuk menghindari kontaminasi bakteri.
7. Perlukah menambahkan gula atau garam?
Puree sebaiknya disajikan dengan rasa asli dari bahan makanan itu sendiri, tanpa ditambahkan garam, gula, atau bumbu dapur lainnya. Untuk menambah aroma, Moms bisa menaruh irisan daun bawang atau daun seledri.
8. Bagaimana jika anak menolak puree?
Jika pemberian puree di awal MPASI sering ditolak Si Kecil, ini wajar terjadi kok, Moms. Karenanya, Anda harus menyiasatinya dengan mengubah jadwal makan, atau mengganti varian puree. Selama proses percobaan ini, Moms juga harus ekstra sabar, ya.
9. Haruskah membuat puree dari berbagai bahan makanan?
Sebisa mungkin Anda menyiapkan puree yang dihasilkan dari ragam bahan makanan berbeda. Hal ini akan membantu Si Kecil untuk mengenal banyak rasa serta tekstur makanan padat nantinya. Moms tentu boleh mengombinasikan antar bahan makanan tersebut, yang penting tidak membuat anak cepat bosan hingga mogok makan.
10. Apakah puree bisa menimbulkan alergi pada anak?
Pemberian puree juga bisa Anda jadikan sarana untuk mengetahui alergi yang dimiliki Si Kecil. Tanda-tandanya adalah muncul rasa gatal, bercak merah, muntah, hingga diare. Pastikan untuk segera membawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis terlebih dahulu. Lalu, konsultasikan dengan dokter tentang alergi tersebut, sehingga Moms bisa menghindari bahan makanan yang menjadi pemicunya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- bayi
- makanan bayi
- puree
- mpasi