Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Peristiwa meletusnya Gunung Kelud beberapa waktu lalu memang memiliki dampak yang cukup serius. Bahkan, tak sedikit korban yang berjatuhan akibat bencana ini. Bencana alam tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat setempat dan sekitarnya, termasuk dampak kesehatan.
Muntahan gunung meletus tersebut umumnya berisi uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, asam klorida, asam fluorida, dan abu vulkanis. Abu vulkanis yang dikeluarkan saat gunung berapi meletus memiliki kandungan berupa silika, mineral, dan bebatuan. Unsur yang paling umum adalah sulfat, klorida, natrium, kalsium, kalium, magnesium, dan fluorida. Kandungan tersebut tentu memiliki dampak bagi kesehatan, seperti berikut.
1. Gangguan Pernapasan Akut
Gangguan pernapasan merupakan salah satu dampak yang paling banyak terjadi akibat polusi abu vulkanis. Mulai dari iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas, hingga penyempitan saluran napas yang menyebabkan kematian. Partikel abu yang sangat halus, dapat mengganggu sistem pernapasan, khususnya bagi Anda yang memiliki riwayat gangguan paru-paru. Polusi ini tidak hanya berdampak terhadap orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak.
2. Gangguan Penglihatan
Selain menggangu sistem pernapasan, abu vulkanis juga dapat menggangu sistem penglihatan. Abu vulkanis memiliki butiran yang tajam, sehingga dapat menimbulkan gangguan pada mata, seperti iritasi, konjungtivitis, hingga abrasi kornea.
3. Iritasi Kulit
Meskipun jarang ditemukan, kasus iritasi kulit terkadang ditemukan sepanjang hujan abu, terutama pada abu gunung berapi yang bersifat asam. (Aulia/DMO/Dok. Freedigitalphotos)