Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, saat hamil sangat penting untuk berhati-hati melakukan perawatan tubuh. Meskipun rasanya tidak ada yang berbahaya dari perawatan tubuh, namun asal dalam melakukan perawatan tubuh ketika hamil tentu saja dapat membahayakan janin di dalam kandungan.
Produk perawatan tubuh yang Anda gunakan mungkin saja mengandung beberapa zat atau bahan yang tidak dianjurkan digunakan oleh ibu hamil. Selain itu, adanya perubahan hormon yang terjadi juga dapat menyebabkan perubahan pada kesehatan kulit. Lantas, apa saja perawatan tubuh yang sebaiknya tidak dilakukan saat hamil? Yuk, simak pemaparannya berikut ini, Moms!
1. SaunaÂ
Sauna saat hamil sebaiknya tidak Anda lakukan. Mengapa? Menurut Organization of Teratology Information Services (OTIS), suhu tubuh sekitar 38 derajat Celsius ke atas dapat meningkatkan risiko bahaya selama kehamilan, seperti cacat lahir.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa melakukan sauna dengan suhu yang terlalu panas tidak dianjurkan selama kehamilan. Namun, berdasarkan penelitian yang diterbitkan British Journal of Sports Medicine, dikatakan bahwa berendam di air panas atau sauna boleh-boleh saja, asalkan tidak dilakukan dalam jangka waktu yang terlalu lama.
2. Tanning
Produk krim tanning atau pencokelat kulit umumnya mengandung bahan aktif dihydroxyacetone, yaitu zat tidak beracun yang mampu bereaksi dengan sel-sel pada lapisan kulit terluar dan menghasilkan pigmen cokelat yang disebut melanoidin.
Meskipun tidak dapat masuk ke dalam lapisan kulit dan tidak dapat terserap ke dalam tubuh, zat ini sangat berpotensi menyebabkan alergi. Untuk alasan ini, Anda tidak disarankan melakukan tanning selama kehamilan, karena perubahan kadar hormon dapat membuat kulit lebih sensitif dari biasanya.
Sementara, menggunakan pil tanning mengandung betakaroten dalam jumlah tinggi dan/atau bahan kimia yang disebut canthaxanthin, yang telah dikaitkan dengan efek samping berbahaya, termasuk kerusakan pada mata dan hati. Oleh karena itu, ada baiknya Anda tidak melakukan tanning saat hamil ya, Moms!
3. Waxing
Selama masa kehamilan, faktor hormon mengakibatkan adanya perubahan pada tubuh, baik fisik maupun emosional. Salah satu di antaranya adalah pertumbuhan rambut-rambut halus di tempat yang tidak diinginkan. Jadi, wajar saja jika Moms berpikir untuk menghilangkan rambut-rambut halus yang tumbuh dengan melakukan hair removal.
Mengenai hal ini, ada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa waxing tidak aman dilakukan ketika hamil, karena kulit cenderung lebih sensitif. Namun, dikutip dari laman Healthline, melakukan waxing selama kehamilan umumnya dianggap aman. Meskipun begitu, Anda tetap perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter dan sebelum melakukan waxing, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, yaitu:
⢠Pastikan kebersihan peralatannya.
⢠Hindari waxing di daerah tertentu, seperti pada organ intim, kulit yang sedang terluka, berjerawat, dan mengalami ruam.
⢠Gunakan lilin yang tidak terlalu panas untuk meminimalisir iritasi. Jika hal ini dibiarkan terjadi, kulit Anda bisa terbakar dan menyebabkan infeksi pada kulit.
⢠Lakukan tes sensitif untuk menguji apakah produk lilin yang Anda gunakan akan menimbulkan reaksi alergi atau tidak pada kulit.
⢠Gunakan losion penenang seperti gel lidah buaya, sebelum atau sesudah melakukan waxing. Losion ini berguna untuk meminimalisir terjadinya iritasi, kulit kemerahan, bengkak bahkan infeksi yang bisa saja muncul setelah waxing.
4. Manikur-Pedikur
Pada dasarnya, Anda boleh saja melakukan manikur-pedikur saat hamil. Namun, Anda tetap perlu memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan manikur-pedikur, seperti menghindari produk yang mengandung bahan dibutyl phthalate, toluene, dan formaldehyde, karena dapat membahayakan janin di dalam kandungan. Selain itu, pastikan peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih.
5. Cat Rambut
Sebagian besar penelitian, meskipun terbatas, menunjukkan bahwa aman saja untuk mewarnai rambut Anda saat hamil. Namun jika Anda ingin mewarnai rambut saat hamil, sebaiknya hindari kontak langsung antara kulit kepala dengan cat rambut. Hal ini bertujuan agar kandungan bahan kimia yang terkandung di dalam produk cat rambut tidak masuk ke dalam tubuh.
Selain itu, hindari juga pewarna rambut yang mengandung amonia, karena aromanya dapat membuat Anda merasa mual. Dikutip dari National Health Service UK, jika Anda ingin mewarnai rambut saat hamil, sebaiknya lakukan hal ini setelah usia kehamilan memasuki trimester kedua untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan pada janin di dalam kandungan.
Pada dasarnya, Anda boleh saja melakukan perawatan tubuh saat hamil. Namun, Anda tentu saja perlu memperhatikan beberapa hal sebelum melakukannya agar tidak membahayakan keselamatan janin di dalam kandungan. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Senivpetro/Freepik)