Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, bagaimana kabar Anda selama menjalani work from home di kala pandemi COVID-19? Mungkin banyak dari Anda yang merasa cukup kerepotan, karena harus membagi waktu ekstra untuk bekerja sekaligus merawat Si Kecil yang masih bayi dan dalam fase menyusui.
Untuk urusan pemberian ASI, bisa saja bayi Anda jadi lebih sering menyusu. Hal ini tentu baik, apabila ia masih perlu mendapatkan ASI eksklusif. Tapi, situasi tersebut menjadi kurang tepat dilakukan apabila Si Kecil sudah masuk masa MPASI, lho!
ASIP Harus Tetap Ada
Ketika Moms sedang di rumah untuk WFH, menyusui secara langsung dari payudara tentu baik adanya. Hal ini dijelaskan juga oleh dr. Ayu Pratiwi, SpA, atau lebih dikenal dengan dr. Tiwi melalui akun Instagram pribadinya.
Menurut dr. Tiwi, direct breastfeeding akan membuat bayi mendapatkan nutrisi lebih baik dan lengkap karena ASI yang ia terima masih segar. Zat kekebalan dalam ASI atau immunoglobulin (IgM dan IgG) masih dalam kondisi sangat baik. Bayi juga bisa merasakan sentuhan langsung dari ibu yang memperkuat bonding antara Anda dan Si Kecil tentunya.
Namun, jangan lupa bahwa WFH akan berakhir saat pandemi juga berlalu. Moms pun akan kembali bekerja di kantor atau melakukan aktivitas di luar rumah dan tentu sulit untuk menyusui secara langsung saat waktu itu tiba.
Karenanya, dr. Tiwi menyarankan agar Anda tetap menyiapkan ASI perah selama WFH. Hal ini akan membuat bayi tidak sulit beradaptasi, antara situasi sekarang saat Anda di rumah setiap waktu, dengan ketika Anda kembali beraktivitas di luar rumah dalam waktu lama.
Belum lagi jika Si Kecil sudah memasuki fase MPASI, maka pemberian ASIP menjadi cukup penting. Hal ini akan menjadi sulit ketika Anda tidak membiasakan bayi untuk belajar makan karena jadwal menyusui yang selalu menuruti keinginan Si Kecil.
Dengan memperbaiki situasi tersebut melalui jadwal menyusui yang dilakukan dengan konsisten, maka otaknya akan membentuk 'engram' yang membuat Si Kecil tidak sulit makan. Proses pemberian MPASI pun akan menjadi lebih mudah, meski masih di tahap awal.
Lakukan Manajemen Laktasi
ASIP sendiri tentu memiliki kekurangan, yaitu zat kekebalan IgM dan IgG yang cenderung rusak. Tetapi tentu ada zat lain yang juga penting dan masih dalam kondisi baik meski ASI disimpan dahulu, yaitu HMO (human milk oligosakarida) yang dapat meningkatkan fungsi kerja penyaringan usus. Sedangkan nutrisi pada ASIP tidak berkurang jika Moms melakukan manajemen laktasi dengan tepat.
Dr. Tiwi menyarankan agar Anda membuat jadwal, misalnya saat bayi bangun di pagi hari, beri ASI dengan cara menyusui langsung dari payudara. Selang 2-3 jam berikutnya, Moms bisa menyiapkan ASI perah yang masih segar buat Si Kecil. Hal ini akan membantu menjaga kekebalan tubuh serta nutrisi yang terpenuhi dengan baik.
Moms baru boleh menyimpan ASI di dalam lemari pendingin jika produksi susu berlebih. Sistemnya, simpan ASIP dalam chiller apabila akan diberikan pada bayi 1-2 hari setelah diperah. Namun, jika ASIP cukup banyak dan tidak digunakan dalam waktu kurang dari 2 hari, maka simpan langsung dalam freezer dan bisa bertahan 3 sampai 6 bulan sebelum kualitas ASI rusak. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik, Instagram @drtiwi)