Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kelahiran adalah momen yang paling membahagiakan dan ditunggu-tunggu. Namun, apa jadinya jika momen kelahiran tersebut terjadi di saat yang kurang tepat? Banjir yang melanda Jakarta beberapa minggu belakangan pun juga ternyata menjadi saksi bisu terhadap proses-proses kelahiran berikut.
1. Kelahiran di Kampung Pulo
Yessi, 29, hampir melahirkan di tengah kondisi banjir yang nyaris merendam lantai dua rumahnya. Yessi yang merupakan warga Kampung Pulo Rt. 008/Rw. 30 itu berhasil dievakuasi pada 13 Januari 2014 dini hari lalu, tepatnya pukul 02.05 WIB.
“Biasanya, saya tidak mau dievakuasi, karena kalau banjir hanya sampai 2 m pasti akan surut. Tetapi kali ini, sudah hampir merendam lantai dua rumah saya. Kalau dari tadi saya mau untuk dievakuasi, pasti tidak akan repot seperti ini,” ungkap wanita yang rumahnya terletak tepat di bibir Sungai Ciliwung itu.
Yessi akhirnya mengungsi di posko banjir di Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Esoknya, Yessi mempersiapkan persalinannya di Puskesmas.
2. Kelahiran di Kalideres, Jakarta Barat
Dua ibu melahirkan di tempat pengungsian dengan peralatan medis seadanya. Yuli, 35, warga Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, melahirkan di tempat pengungsian. Bayi ibu Yuli diberi nama Syifa Maulida, yang lahir dengan berat badan 3,2 kg dan tinggi badan 51 cm. Sedangkan, ibu lainnya melahirkan dengan proses Caesar di pengungsian dan langsung dilarikan ke RSUD Cengkareng. Kedua ibu dan masing-masing bayinya pun lahir dalam kondisi sehat pada 19 Januari 2014 lalu.
3. Kelahiran di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur
Suryani, 37, berhasil melahirkan melalui operasi Caesar di RSUD Budhi Asih. Suryani harus mengungsi dari rumahnya di Kebon Pala dalam kondisi hamil tua sejak Minggu (12/01) lalu. Di pengungsian, ia tidur bersama warga lainnya dan beraktivitas seperti biasa. Hingga, pada Selasa malam (14/01), wanita ini merasakan kontraksi yang begitu kuat. Ia pun segera dibawa ke rumah sakit. Biaya operasi dan perawatannya ditanggung pemerintah daerah. Bayi laki-lakinya kemudian diberi nama Budi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI. (Aulia/DMO/Dok. M&B)