Type Keyword(s) to Search
BABY

Ternyata Pelukan Berdampak Baik pada DNA Bayi

Ternyata Pelukan Berdampak Baik pada DNA Bayi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, tahukan Anda bahwa kasih sayang yang kita curahkan pada Si Kecil melalui pelukan ternyata dapat memberikan dampak baik pada DNA Si Kecil? Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian terbaru dari University of British Columbia yang diterbitkan dalam jurnal Development and Psychopathology.

Pelukan Mengubah Gen Bayi Menjadi Lebih Baik

Penelitian tersebut menyatakan bahwa ternyata pelukan lebih dari sekadar ungkapan sayang. Lebih lanjut lagi, disebutkan bahwa pelukan dan sentuhan yang diberikan orang tua pada bayi ternyata memiliki dampak jangka panjang pada tingkat molekuler. Pada dasarnya, sentuhan dengan bayi dapat mengubah gen bayi menjadi lebih baik.

Penelitian tersebut mengamati 94 bayi sehat berusia 5 minggu. Orang tua mereka diminta untuk menyimpan catatan harian saat bayi diberi susu, tidur, dan menangis, serta seberapa banyak kontak fisik dari hari ke hari.

Para peneliti dari University of British Columbia dan BC Children's Hospital Research Institute meminta orang tua dari 94 anak untuk membuat jurnal tentang perilaku bayi mereka pada usia 5 minggu, termasuk saat-saat rewel, makan, tidur, dan menangis. Orang tua juga diminta untuk mencatat tanggapan mereka terhadap bayi mereka, termasuk lamanya kontak fisik dan pengasuhan yang mengikuti perilaku bayi mereka.

Saat Si Kecil memasuki usia 4,5 tahun, sampel DNA diambil dengan cara diseka dari bagian dalam pipi mereka. Sampel kemudian dianalisis untuk perbedaan dalam DNA, berdasarkan seberapa sering bayi disentuh.

Menggunakan proses ilmiah yang disebut metilasi DNA, para peneliti bisa melihat perbedaan yang signifikan antara anak-anak yang memiliki kontak tinggi dan kontak rendah di lima situs DNA tertentu. Anak-anak yang mengalami lebih sedikit kontak fisik memiliki sel yang kurang berkembang daripada seharusnya untuk anak seusia itu.

Berdasarkan penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang tidak terlalu sering disentuh dan dipeluk, dan lebih sering menangis saat mereka masih bayi, memiliki profil molekuler di sel yang kurang berkembang untuk usia mereka.

"Pada anak-anak, kami berpikir penuaan epigenetik yang lebih lambat dapat mencerminkan kemajuan perkembangan yang kurang menguntungkan," kata Michael Kobor, seorang profesor di Department of Medical Genetics UBC.

Para peneliti menemukan hal ini dengan melihat metilasi DNA, sebuah proses yang mengubah fungsi gen yang memengaruhi ekspresi anak-anak ini. Menurut para peneliti, metilasi DNA melibatkan molekul yang bekerja untuk mengendalikan seberapa aktif setiap gen.

Metilasi DNA juga bertindak sebagai penanda untuk perkembangan biologis normal dan proses yang menyertainya. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan eksternal.

Ada perbedaan konsisten dalam metilasi DNA anak-anak yang mendapatkan banyak sentuhan dan pelukan dengan mereka yang tidak mendapatkannya.

Anak-anak yang lebih jarang kontak fisik dengan orang tuanya dan cenderung lebih tertekan pada masa kanak-kanak memiliki 'usia epigenetik' yang lebih rendah daripada perkiraan pada usia 4,5 tahun.

Para ilmuwan menemukan perbedaan metilasi yang konsisten antara anak dengan kontak fisik tinggi dan rendah pada lima DNA tertentu. Dua di antaranya termasuk dalam gen: satu berperan dalam sistem kekebalan tubuh, dan yang lainnya terlibat dalam metabolisme. Namun, efek dari perubahan epigenetik pada perkembangan anak dan kesehatan belum diketahui.

Meski demikian, Moms dan Dads sebaiknya juga tidak perlu khawatir jika terlalu sering memeluk dan menyentuh lembut bayi. Sebab sesuai penelitian, manfaatnya bukan hanya pada sel-sel melainkan juga otak mereka. (Binar MP/SW/Dok. Freepik)