Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mungkin Anda sering mendengar kata "autis" sebagai lelucon. Masih banyak orang yang kurang menyadari bahwa autisme bukanlah bahan ejekan. Autisme merupakan gangguan tumbuh kembang pada seseorang yang semestinya mendapatkan perhatian khusus.
Berdasarkan istilah medis, autisme bisa diartikan sebagai gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penderita dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, autisme juga menyebabkan gangguan perilaku dan membatasi minat penderitanya. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), autisme bisa terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia.
Karena keterbatasan pengetahuan, masyarakat kerap menyamaratakan kasus autisme. Tak sedikit orang yang menganggap autisme antara satu anak sama dengan anak yang lain. Padahal sesungguhnya, autisme memiliki tingkatan yang berbeda serta cakupan yang cukup luas.
Saat ini, autisme kerap disebut sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Disebut sebagai gangguan spektrum karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada setiap penderita. Gangguan yang termasuk ke dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder.
Kenali Sejak Dini
Perlu diketahui, anak dengan gangguan spektrum autisme tetap bisa mengembangkan kemampuannya meski harus melalui proses yang lebih lama. Dengan bantuan khusus, ia juga bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, orang tua diharapkan bisa mengenali tanda-tanda autisme sejak dini sehingga bisa mengambil langkah penanganan lebih awal. Lantas apa saja yang menjadi ciri gangguan spektrum autisme?
Gejala autisme sesungguhnya sangat beragam. Setiap anak yang menderita gangguan ini bisa saja menunjukkan tanda-tanda yang berbeda. Akan tetapi pada umumnya, anak dengan gangguan spektrum autisme akan mengalami tiga hal berikut ini:
1. Kesulitan Berkomunikasi
Masalah komunikasi yang kerap dialami anak penderita autisme antara lain adalah sulit berbicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai. Hal ini kemudian membuatnya sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari suatu perkataan atau petunjuk yang diberikan orang lain.
Tak jarang anak dengan autisme mengucapkan satu kata secara berulang atau yang beberapa waktu didengarnya. Ia juga akan mengucapkan sesuatu dengan nada tertentu atau seperti sedang bersenandung. Selain itu, anak dengan autisme juga sering mengalami tantrum.
2. Gangguan Berhubungan Sosial
Ciri anak autis lainnya adalah sulit bersosialisasi. Anak dengan autisme seringkali terlihat asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Terkadang anak dengan autisme juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhadap perasaannya sendiri dan orang lain. Oleh sebab itu, anak autis bisanya tidak mudah berteman, bermain dan berbagi mainan dengan teman, atau fokus terhadap suatu objek atau mata pelajaran di sekolah.
3. Gangguan Perilaku
Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak dengan gangguan spektrum autisme:
⢠Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas
⢠Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu
⢠Melakukan tindakan atau gerakan tertentu yang dilakukan secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan
⢠Hanya menyukai objek atau topik tertentu
⢠Melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding
⢠Memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku
⢠Sulit tidur.
Moms dan Dads yang memiliki buah hati dengan ciri gangguan spektrum autisme, janganlah berkecil hati. Tidak jarang, anak autis justru mempunyai kemampuan istimewa di bidang tertentu, seperti seni atau bahkan dalam berhitung. Jika mendapat dukungan penuh dari orang-orang di sekitarnya, anak dengan autisme juga mampu mengembangkan kemampuannya. Selamat Hari Kesadaran Autisme Dunia yang jatuh pada 2 April 2020. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)