Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Minum Obat saat Hamil, Ini Jenis Obat dan Efeknya bagi Janin

Minum Obat saat Hamil, Ini Jenis Obat dan Efeknya bagi Janin

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Akibat perubahan hormon, ibu hamil biasanya rentan terserang penyakit. Masalahnya, saat mengandung Anda tidak bisa sembarangan mengonsumsi obat-obatan. Beberapa jenis obat disinyalir memiliki efek samping terhadap janin. Jika tidak berhati-hati, bukan tidak mungkin konsumsi obat tertentu akan menimbulkan masalah pada kehamilan Anda.

Jadi Moms, sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu kala hamil, yuk cari tahu apa saja efeknya terkadang kandungan serta janin Anda.

1. Parasetamol

Jenis obat yang satu ini mungkin paling banyak dijual secara bebas. Anda bisa membeli parasetamol dalam berbagai merek di apotek maupun minimarket. Parasetamol biasanya digunakan untuk mengatasi gejala sakit kepala maupun pereda sakit. Meski cukup efektif dan dosisnya ringan, parasetamol juga berpotensi menimbulkan masalah ginjal pada janin Anda.

2. Aspirin dosis di atas 81 mg dan ibuprofen

Fungsi keduanya hampir sama dengan parasetamol, yaitu pereda sakit dan demam. Akan tetapi mengonsumsi kedua jenis obat tersebut tanpa konsultasi dokter bisa menimbulkan gangguan pembekuan darah pada janin. Paling parah, aspirin dengan dosis tinggi serta ibuprofen juga bisa menjadi penyebab keguguran pada ibu hamil.

3. Asetaminofen

Jenis obat asteminofen juga biasa digunakan untuk pereda sakit atau analgetik. Akan tetapi jenis obat ini juga bisa menyebabkan masalah ginjal pada janin.

4. Amfetamin

Amfetamin pada umumnya terkandung dalam pil diet. Kandungan obat ini berpotensi menyebabkan janin mengalami gangguan jantung serta penyakit darah.

5. Anabolic steroid

Anabolic steroid biasanya terdapat pada obat alergi atau salep iritasi kulit. Jenis obat yang satu ini bisa memberikan efek maskulin pada janin perempuan, dan sebaliknya, efek feminin pada janin berjenis kelamin laki-laki.

6. Isotretinoin

Jerawat di wajah memang kerap mengganggu. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menggunakan obat yang mengandung isotretinoin. Namun perlu diketahui, isotretinoin yang juga kerap digunakan untuk mengatasi psoriasis dan kelainan kulit lain ini bisa menyebabkan cacat bawaan, kelainan jantung, bentuk telinga kecil, dan hidrosefalus pada bayi.

7. Kodein

Kodein biasa digunakan untuk obat batuk dan pereda nyeri. Di sisi lain, jenis obat ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan bibir sumbing atau sindrom ketagihan obat.

8. Antikonvulsan, carbamazepine

Jenis obat ini berguna sebagai antikejang. Akan tetapi efek obat ini pada janin bisa menyebabkan gangguan jantung.

9. Antidepresan, trandquilizers

Pada janin, jenis obat penenang yang satu ini dapat menyebabkan cacat bawaan, khususnya pada organ jantung.

10. Antihistamin

Selain obat alergi, Antihistamin juga kerap terdapat dalam obat antimabuk. Moms perlu tahu, antihistamin meningkatkan risiko kejang maupun kelainan bentuk pada bayi yang baru lahir.

11. Sulfonamida

Obat infeksi saluran kemih biasanya mengandung sulfonamida. Meski cukup efektif dalam meredakan ISK, sulfonamida berisiko membuat janin mengalami gangguan fungsi hati dan menderita penyakit kuning ketika dilahirkan.

12. Streptomisin

Streptomisin adalah jenis obat TBC yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada janin hingga terlahir dengan kondisi tuli atau tidak dapat mendengar.

13. Anti-hipertensi

Obat anti-hipertensi golongan ACE inhibitor diketahui dapat menyebabkan kelainan tulang kepala pada janin dan bayi terlahir dengan berat badan rendah.

14. Antibiotik

Beberapa jenis antibiotik yang diketahui berbahaya bagi janin adalah tetracycline, doxycycline, streptomycin, dan kanamycin. Apabila dikonsumsi ibu hamil, obat-obatan ini dapat menembus plasenta dan menyebabkan masalah gigi pada janin, menekan pertumbuhan tulang, memicu potensi katarak, tuli, hingga buta.

15. Obat dierutik

Obat dierutik atau yang biasa dikenal dengan obat pencahar dapat menyebabkan kelainan darah pada janin. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)