Type Keyword(s) to Search
BABY

Kenali Perbedaan Antara Gumoh dan Muntah pada Bayi

Kenali Perbedaan Antara Gumoh dan Muntah pada Bayi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Bayi Anda baru saja selesai menyusu, namun beberapa saat kemudian Si Kecil mengeluarkan susu tersebut dari mulutnya. Apakah ia gumoh atau ia muntah? Apa bedanya dan bagaimana cara membedakan keduanya, Moms?

Mengeluarkan kembali isi perutnya sering kali terjadi pada bayi, bisa berupa gumoh maupun muntah. Jika Si Kecil mengalami hal tersebut, tidak perlu panik. Keduanya merupakan hal biasa, bukan gejala suatu penyakit yang serius. Meskipun begitu, Moms perlu mengenali perbedaan keduanya agar bisa memberikan penanganan yang tepat pada Si Kecil.


Gumoh

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam artikel yang ditulis oleh dr. Natharina Yolanda, gumoh merupakan keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu. Gumoh sering ditemui pada bayi sampai usia 1 tahun dan merupakan hal yang normal terjadi. Volume susu yang mengalir keluar dari mulut bervariasi, umumnya 1-2 sendok makan.

Bayi yang mengalami gumoh terlihat aktif, nyaman, mengalami peningkatan berat badan yang baik, dan tidak mengalami gangguan pernapasan. Sebagian besar episode gumoh pada bayi sehat berlangsung kurang dari 3 menit, terjadi setelah makan, dan tidak bergejala atau berkaitan dengan gejala ringan.

Gumoh ada hubungannya dengan belum sempurnanya perkembangan sistem pencernaan bayi. Otot di antara esofagus dan bagian atas lambung bayi (otot Sphincters) belum mampu menahan isi lambung. Akibatnya, ketika lambung bayi penuh, guncangan kecil akan mengakibatkan isi lambung keluar sedikit.

Gumoh dapat pula disebabkan karena saat menyusu, bayi menelan sejumlah udara. Udara membuat perut terasa kembung dan akibatnya saat udara keluar, susu yang masuk akan terdorong keluar.

Penyebab lain gumoh adalah bayi terlalu banyak minum susu sehingga melampaui kapasitas lambungnya. Susu yang tidak tertampung itu nantinya akan keluar dengan spontan. Mungkin juga bayi gumoh karena bergerak terlalu aktif. Misalnya, sehabis minum susu, bayi menggeliat atau menangis.

Gumoh hanya perlu dibersihkan dengan kain bersih untuk mencegah iritasi kulit dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Gumoh akan berkurang dan menghilang saat bayi mencapai usia 18-24 bulan, yaitu saat ukuran lambung lebih besar dan katup lambung lebih kuat.

Namun, jika gumoh disertai gangguan napas (tersedak, batuk, atau bunyi napas yang tidak biasa), lebih banyak dari 2 sendok makan setiap kali gumoh, atau berat badan bayi yang sulit naik, maka bayi sebaiknya dibawa berobat ke dokter anak. Gumoh sering ditemui pada bayi namun jarang menyebabkan komplikasi seperti radang saluran cerna atas (esofagitis), yaitu sekitar 5 persen.

Untuk mencegah gumoh, setelah minum susu posisikan bayi tegak selama 30 menit, pastikan bahwa tidak ada yang menekan bagian perut bayi, dan sendawakan bayi. Jangan paksakan bayi untuk minum susu lebih banyak dari yang diinginkan.


Muntah

Berbeda dengan gumoh, ketika muntah, isi lambung keluar secara paksa. Menurut dr. Natharina Yolanda, saat muntah bayi tampak mengalami usaha untuk mengeluarkan susu. Bayi yang muntah tampak mengejan dan tidak nyaman atau rewel.

Muntah dapat merupakan gejala tanda penyakit refluks (gastroesphageal reflux disease), sumbatan usus, infeksi telinga, infeksi usus, infeksi paru, radang otak, atau alergi protein. Jika refluks isi lambung menyebabkan gejala dan/atau komplikasi, maka disebut sebagai gastroesophageal reflux (GERD) dan memerlukan pemeriksaan khusus dan pengobatan oleh dokter.

Muntah yang sering, banyak, disertai gejala lain (mencret, demam, kembung), berwarna kuning atau hijau, atau menyemprot memerlukan pemeriksaan oleh dokter. Muntah yang sering dapat menyebabkan dehidrasi. Jika bayi muntah, usakahan agar bayi tetap mendapatkan asupan cairan seperti susu atau oralit. Berikan cairan sedikit-sedikit atau sering.

Muntah pada bayi masih normal jika cairan atau makanan yang masuk masih lebih banyak daripada yang keluar. Artinya, cairan atau makanan yang masuk masih cukup untuk menunjang pertumbuhan bayi. Namun, jika jumlah yang masuk sama dengan yang keluar, disertai dengan rewel, dan gagal bertumbuh, apalagi jika terdapat darah pada muntahan, segera konsultasikan dengan dokter. Mungkin saja Si Kecil mengalami alergi atau hipersensitivitas saluran pencernaan. (M&B/SW/Dok. Freepik)