Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Istilah konstipasi atau sembelit rasanya sudah tak asing lagi di telinga Anda ya, Moms. Gangguan pada sistem pencernaan yang menyebabkan terjadinya pengerasan feses yang berlebihan, sehingga sulit untuk dikeluarkan ini bisa menimpa setiap orang, tak terkecuali Si Kecil.
Dalam acara Bicara Gizi: "Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak" yang berlangsung pada 5 Maret 2020 lalu, Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K) selaku Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, menyebutkan ciri-ciri seorang anak yang mengalami konstipasi.
"Seorang anak dapat dikatakan mengalami konstipasi apabila terjadi gangguan pada pola defekasi atau buang air besar (BAB) yaitu frekuensi defekasi yang jarang dengan konsistensi feses yang keras, serta beberapa gejala klinis lainnya," ujarnya.
Selain frekuensi defekasi yang jarang dengan konsistensi feses yang keras, Prof. Hegar juga menambahkan konstipasi juga ditandai dengan ukuran tinja yang berdiameter besar, retensi tinja berlebihan, anak merasa kesakitan saat mengejan, dan massa tinja yang besar pada rektum.
Konstipasi merupakan gangguan pencernaan yang tidak bisa diremehkan. Prof. Hegar menyarankan para orang tua untuk perlu mencermati kesehatan saluran pencernaan anak, salah satunya dengan memperhatikan kecukupan konsumsi serat harian Si Kecil, karena asupan serat yang cukup telah teruji secara klinis dapat membantu mengurangi gejala gangguan buang air besar.
"Ini terjadi karena serat dapat membantu menyerap air di usus besar, memperbesar volume dan melunakkan konsistensi feses, mempercepat pembuangan sisa makanan dari usus besar, hingga menstimulasi saraf pada rektum agar anak memiliki keinginan untuk BAB," kata Prof. Hegar.
Penelitian Menunjukkan Kurangnya Konsumsi Serat pada Anak
Namun sayangnya, sebuah penelitian yang dilakukan di salah satu wilayah di Jakarta memperlihatkan 9 dari 10 anak usia 2-3 tahun hanya mengkonsumsi rata-rata 4.7 gram serat per hari. Jumlah tersebut jauh di bawah angka kecukupan Gizi (AKG 2013), yaitu sebanyak 16 gram serat per hari.
Hasil penelitian tersebut juga mendapatkan 1 dari 3 anak mempunyai pola defekasi berisiko konstipasi, yaitu meski BAB setiap hari tetapi memiliki konsistensi yang keras atau sebaliknya meski konsistensinya lunak tetapi frekuensi BAB 3 hari sekali atau kurang.
Intervensi penambahan serat, meski hanya sebesar 7 gram selama 2 bulan terlihat dapat memperbaiki pola defekasi secara signifikan pada 74 persen anak-anak tersebut pada 2 minggu pertama dan mencapai 90 persen setelah 2 bulan.
Penuhi Asupan serat Si Kecil
Setelah melihat bahwa penambahan asupan serat harian dapat membantu memperbaiki kesehatan saluran cerna anak, sebagai orang tua, Moms bisa dengan mudah memberikan asupan serat untk Si Kecil dengan sumber makanan tinggi serat seperti berikut:
⢠Buah (apel, mangga, jeruk, buah naga, stawberry, dan lain-lain)
⢠Sayuran (semakin gelap warnanya, semakin tinggi kandungan seratnya)
⢠Kacang-kacangan (kacang hijau, kacang edamame, kacang polong, kacang almond, dan lain-lain)
⢠Biji-bijian (whole grain), dan produk gandum
⢠Makanan yang diperkaya serat seperti susu tinggi serat.
Pastikan Asupan Serat Si Kecil Tercukupi dengan Fiber O Meter
Meskipun telah berusaha memberikan menu makanan yang baik untuk Si Kecil, rasa khawatir apakah asupan serat Si Kecil tercukupi, tak jarang mungkin menghampiri Anda kan, Moms?
Nah, untuk membantu Anda memastikan kecukupan serat Si Kecil, Danone Specialized Nutrition Indonesia meluncurkan inovasi terbaru yaitu fitur Fibre O Meter pada kanal Bebeclub (www.bebeclub.co.id/fibre-o-meter). Fitur ini dapat digunakan orang tua untuk menghitung dan memastikan asupan serat harian anak telah terpenuhi.
Menurut Desytha Utami, External Communications Manager for Specialized Nutrition Danone Indonesia, dengan menggunakan fitur Fibre O Meter, orang tua dapat secara aktif memantau kecukupan serat harian anak dengan mudah.
"Caranya hanya dengan memasukkan riwayat menu makanan dan minuman yang telah dikonsumsi Si Kecil dalam satu hari, Fibre O Meter akan membantu memberikan gambaran akan pemenuhan serat Si Kecil dan mendeteksi apakah anak mengalami kekurangan serat," jelasnya. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik, M&B)