Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Mengamuk Bukan Hanya Tantrum, Kenali Sensory Meltdown!

Mengamuk Bukan Hanya Tantrum, Kenali Sensory Meltdown!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Anak yang menangis tanpa henti disertai dengan menendang-nendang hingga mengamuk memang merupakan ciri dari temper tantrum. Kondisi ini terbilang wajar terjadi dan pasti dialami hampir semua anak di usia balita. Emosi yang meledak-ledak ini disebabkan oleh dua alasan, antara keinginannya tidak terpenuhi (manipulatif) atau ia kesulitan mengekspresikan keinginannya (frustrasi).

Namun sebenarnya ketika mereka tantrum, Si Kecil tahu bahwa perilakunya ini tidak baik walaupun ia sudah bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia sengaja melakukannya karena ingin mendapatkan apa yang ia mau atau demi mendapat perhatian Anda.


Saat Anak Tantrum

Meski dianggap wajar, kondisi ini bisa menjadi tanda balita mengalami frustrasi jika kemarahannya terjadi setiap hari. Efeknya dalam jangka panjang, anak bisa mengalami masalah kesehatan mental dan menganggu tumbuh kembangnya. Untuk mengatasi anak tantrum, berikut beberapa caranya:

1. Jangan menenangkan

Ketika anak tantrum, sebaiknya Anda tidak mencoba menenangkannya. Moms hanya perlu mengajaknya ke tempat agak jauh dari publik jika ia sudah memukul hingga melempar benda. Hal ini akan mengajarkannya tentang rasa malu, yang pada akhirnya ia akan tenang sendirinya.

2. Ajak bicara dengan suara pelan

Saat anak sudah bisa diajak bicara, sampaikan nasihat Anda dengan nada bicara yang pelan dan suara rendah. Meski anak menangis sambil berteriak, usahakan suara Moms tetap pelan dan terkesan tenang. Jika perlu, beri ia senyuman kecil untuk menunjukkan bahwa Anda tidak merasa terganggu dengan sikapnya dan siap untuk diajak berbicara dengan cara yang lebih tenang.

3. Jangan menyerah

Apabila anak sudah menunjukkan tanda-tanda akan tantrum hingga akhirnya kondisi itu terjadi, jangan menyerah, Moms! Usahakan untuk tidak langsung berteriak atau mengabulkan keinginan Si Kecil begitu saja. Jika perlu, bawa anak untuk ke tempat lain yang tidak terlalu banyak orang dan ajak ia bicara. Setelah tenang, peluk ia untuk menunjukkan rasa sayang Anda padanya.


Mengamuk Tanpa Rasa Bersalah


Bagi anak yang mengalami utisme atau memiliki kondisi sensory pricessing disorder, biasanya ia akan merasa kewalahan dengan stimulasi sensori yang ia terima. Hal ini dikarenakan otak mereka memproses informasi sensori secara berbeda, sehingga menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan.

Akibatnya, anak bisa mengamuk, yang juga disebut sebagai sensory meltdown, yang tidak bisa ia kendalikan. Si Kecil juga tidak menyadari bahwa perilakunya itu bisa melukai dirinya sendiri, misalnya dengan melemparkan tubuhnya ke lantai. Kondisi ini tidak bisa disamakan dengan tantrum pada umumnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajak Si Kecil ke tempat yang lebih tenang dan nyaman. Dengan nada suara yang kalem dan tanpa banyak kata, cobalah untuk berkomunikasi dengannya, tapi tetap meminimalisir stimulasi sensori yang diterima oleh indra balita. Yang penting juga, jangan lupa memberi pelukan hangat agar ia bisa lebih menjadi tenang dan nyaman di sisi Anda. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)