Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Overtraining: Bahaya, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Overtraining: Bahaya, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Semua orang pasti sudah tahu, olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Tak hanya itu, rutin berolahraga juga akan membuat Anda jadi lebih bahagia, lebih kuat, dan tentunya lebih bertenaga. Ya, kurang olahraga memang tidak baik, namun terlalu sering olahraga ternyata juga tidak baik lho, Moms.

Terlalu banyak olahraga atau sering disebut dengan overtraining justru bisa membuat Anda depresi, cedera, dan kekurangan motivasi untuk hidup sehat. Jika Moms pernah mengalami berbagai keluhan tersebut ketika terlalu banyak olahraga, maka itu artinya Anda sedang mengalami overtraining syndrome.

Gejala overtraining

Menurut Sabrena Jo, senior exercise scientist untuk American Council on Exercise, "Tanda pertama overtraining adalah ketika performa Anda berolahraga mulai menurun." Ia juga menambahkan, gejala lainnya adalah gangguan tidur, kekurangan motivasi, dan suasana hati yang mudah berubah-ubah atau sangat moody.

Selain itu, beberapa gejala juga sering tidak dikenali sebagai gejala overtraining, yaitu hilang atau menurunya nafsu makan, daya tahan tubuh yang melemah, depresi, insomnia, dan rasa lelah yang susah hilang.

Siapa saja sih, yang sering mengalami overtraining?  Joe Park, dokter bedah ortopedi dari University of Virginia Health System mengatakan pada The Washington Post, umumnya overtraining syndrome ini terjadi pada atlet, namun juga bisa menyerang orang-orang yang sering olahraga berlebihan, seperti pelari jarak jauh.

Nyeri yang sangat hebat

Umumnya, cedera akibat overtraining sangat terasa ketika berlari, karena sel-sel Anda seperti otot dan tendon meregang saat bergerak. Jika nyeri hebat ini terus menetap dalam 10-14 hari, maka Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.

Anda juga bisa mengenali gejala awalnya yang sering kali diabaikan oleh banyak orang. Jika terjadi rasa kaku dan kesulitan bergerak atau gerak menjadi terbatas, maka itu bisa jadi gejala dari awal overtraining. Jika cedera-cedera ini terus terakumulasi, maka penyembuhannya pun akan bisa jadi lebih lama. Jadi jangan tunggu kondisinya parah baru Anda pergi ke dokter ya, Moms.

Cara mengatasi overtraining

Jawabannya sangat jelas, yaitu Anda harus beristirahat total agar tubuh kembali fit dan sel-sel yang rusak pun sembuh kembali. Tak lupa, dokter juga biasanya akan memberi Anda berbagai vitamin dan suplemen yang sangat berguna untuk menjadikan kondisi tubuh Anda pulih kembali. Beberapa vitamin yang diberikan umumnya adalah vitamin C dan suplemen glutamin. Moms juga harus mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan yang bergizi lengkap.

Untuk mencegah overtraining, maka sangat disarankan agar Anda tidak melakukan olahraga secara berlebihan, yaitu sekitar 60 sampai 90 menit saja maksimal per hari. Untuk masa penyembuhan setelah overtraining, Moms juga perlu menghindari olahraga dengan intensitas tinggi dan penuhi kebutuhan tidur harian Anda, ya. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)