Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, Anda pasti sering kan, melihat bayi memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya? Atau mungkin juga sekarang hal itu sedang terjadi pada Si Kecil? Ya, entah itu tangannya sendiri atau benda lainnya, atau bahkan saat Anda mendekatkan tangan Anda ke mulut Si Kecil, kebanyakan bayi akan refleks membuka mulutnya. Sebenarnya, saat itu bayi sedang mengenali apakah itu puting susu ibunya atau bukan.
Nah, mungkin sebagian orang tua akan memberikan Si Kecil empeng untuk mengatasi kebiasaan tersebut, atau ada juga yang membiarkannya mengisap jempolnya sendiri. Sebenarnya, manakah yang lebih baik: bayi mengempeng atau mengisap jempolnya sendiri?
Kebutuhan mengisap merupakan refleks alami bayi
Menurut American Dental Associaton, bayi memang sudah terbiasa mengisap jempol atau jarinya sejak dalam kandungan. Ini bisa dilihat dari pemeriksaan USG. Dan biasanya, saat bayi menginjak usia 2-3 bulan, ia sudah bisa mendekatkan tangannya ke mulut, dan mulai mengisap tangan dan jari-jarinya sendiri. Karena itu, wajar jika bayi suka mengisap jempol di tahun pertama kehidupannya.
Refleks mengisap pada bayi ini secara alami akan membantunya untuk menyusu pada puting sang ibu. Tak hanya itu, refleks ini juga berguna bagi Si Kecil untuk mendapatkan kenyamanan dan keamanan. Biasanya, bayi akan mulai melakukan gerakan ini ketika ia merasa lapar, lelah, bosan, atau kesal. Bayi yang tidak terus-menerus menyusu atau menempel pada puting ibunya juga secara otomatis akan memasukkan tangannya ke dalam mulut.
Plus minus mengempeng dan mengisap jempol
Sebenarnya, apakah Moms ingin memberikan Si Kecil empeng atau membiarkannya mengisap jempol sendiri, itu merupakan pilihan pribadi setiap orang tua. Hal ini pun hingga saat ini masih menjadi pro dan kontra. Namun, berikut kita kenali terlebih dahulu ya Moms, kelebihan dan kekurangannya masing-masing sebagai bahan pertimbangan Moms.
Menggunakan empeng
Plus:
1. Mencegah risiko kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). karena empeng akan membuka jalan napas bayi dan otomatis bayi akan selalu menghadap ke atas.
2. Empeng lebih bisa diawasi kebersihannya dibandingkan dengan mengisap jempol.
3. Karena diberikan berdasarkan kontrol orang tua, akan lebih mudah melepaskan ketergantungan bayi pada empeng daripada ketergantungannya pada mengisap jempol.
4. Bisa digunakan sebagai pengalih perhatian bayi saat ia harus melewati prosedur medis, misalnya imunisasi.
5. Bisa mencegah nyeri telinga yang diakibatkan perubahan tekanan udara saat naik pesawat.
Minus:
1. Beberapa penelitian menyatakan empeng bisa mengurangi frekuensi bayi menyusu langsung pada ibu/bayi bingung puting. Karena itu, sebaiknya berikan empeng setelah bayi merasa kenyang dan jangan pernah memberikan empeng untuk menunda menyusui.
2. Memicu infeksi telinga bagian tengah (otitis media), terutama pada bayi di atas 6 bulan.
3. Diduga bisa menimbulkan masalah pada gigi.
4. Menggunakan empeng tidak menjadi jaminan anak tidak akan mengisap jempolnya. Saat empeng tidak ada di sekitarnya, maka Si Kecil akan dengan mudah memasukkan jempol ke mulut.
Mengisap jempol
Plus:
1. Praktis dan ekonomis bagi orang tua. Selain tidak harus membelinya, bayi juga dapat memasukkan sendiri jempolnya ke dalam mulut tanpa harus dibantu atau disiapkan terlebih dahulu.
2. Tak seperti empeng yang mengharuskan orang tua untuk bangun berkali-kali di malam hari guna memasangkannya kembali bila terlepas dari mulut anak, jika anak mengisap jempol, ia bisa langsung tenang begitu memasukkan jempolnya ke dalam mulut dan bahkan kembali tidur.
Minus:
1. Kebiasaan mengisap jempol dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah pada kulit, seperti kulit jempol menipis, luka, dan akhirnya infeksi.
2. Kerusakan gigi depan akibat tekanan jempol pada gigi juga sering terjadi pada bayi yang suka mengisap jempol.
3. Karena bayi belum punya kesadaran akan kebersihan, ia bisa sembarangan mengisap jempolnya, misalnya setelah bermain di lantai atau memegang barang-barang kotor. Ini berarti bibit penyakit juga jadi lebih mudah masuk ke tubuh.
Mana yang lebih baik?
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari empeng dan mengisap jempol, manakah yang lebih baik? Sebenarnya cukup sulit untuk menentukan antara mengisap empeng atau jempol yang lebih baik untuk bayi, karena 2 hal itu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Meski begitu, para ahli lebih menyarankan untuk memberikan anak empeng daripada membiarkannya mengisap jempol. Karena, penggunaan empeng memiliki nilai lebih, yakni menurunkan risiko SIDS pada bayi. Hasil penelitian British Medical Journal pada tahun 2005 telah menemukan bahwa bayi yang menggunakan empeng saat tidur berisiko lebih kecil meninggal karena SIDS daripada mereka yang tidak memakainya sama sekali.
Namun, penggunaan empeng juga ada batas waktunya ya, Moms. Saat bayi memasuki usia 6 bulan, Moms sudah bisa menghentikannya dengan cara mengurangi kontak antara bayi dengan empeng, misalnya saat tidur siang atau malam hari.
Jika anak mulai mengisap jempol lagi karena tidak bisa mengempeng, beri tahu dengan isyarat bahwa itu tidak boleh dilakukan. Secara bertahap, saat anak mulai memahami perkataan Anda, beri tahu bahwa kebiasaan mengisap jempol tidak baik dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. (Nanda Djohan/SW/Dok. Freepik)