Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Kenali dan Atasi Malabsorpsi Kronis pada Balita

Kenali dan Atasi Malabsorpsi Kronis pada Balita

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, pernah dengar istilah malabsorpsi makanan? Ini merupakan kondisi adanya gangguan pada saluran pencernaan yang tidak mampu menyerap nutrisi serta cairan dari bahan makanan dengan baik. Masalah yang terjadi adalah dinding usus rusak akibat virus, infeksi bakteri, atau parasit.

Karena hal tersebut, maka lapisan dinding tidak dapat memisahkan zat-zat baik, seperti protein, kalsium, atau vitamin dan menjadikannya sebagai sel-sel kecil yang dibawa ke dalam darah dan seluruh tubuh, melainkan mengeluarkannya bersamaan dengan zat jahat lain dalam bentuk feses.

Kondisi ini pun sangat bisa dialami oleh anak-anak, khususnya di usia balita. Dan apabila diabaikan dalam jangka waktu lama, maka hal ini bisa mengakibatkan Si Kecil mengalami gizi buruk yang menghambat pertumbuhan dan perkembangannya kelak. Karena itu, mari mengenal malabsorpsi makanan agar bisa mencegah dan mengatasi jika gangguan ini dialami oleh anak Anda.


Penyebab Malabsorpsi pada Anak

Malabsorpsi makanan yang terjadi pada balita dikarenakan tubuh yang tidak dapat memproduksi enzim khusus yang diperlukan untuk mencerna zat makanan tertentu. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan nutrisi tidak terserap dalam tubuh, di antaranya:

• Luka di usus akibat infeksi, peradangan, trauma, atau operasi.

• Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama.

• Intoleransi laktosa.

• Infeksi HIV.

• Penyakit ginjal, hati, atau pankreas.

• Penyakit celiac disease, crohn's disease, fibrosis kistik, atau pankreatitis kronis.

• Cacat bawaan lahir seperti biliary atresia.

• Anak mengalami kondisi short bowel syndrome, tropical sprue, atau whipple's disease.

• Terapi radiasi yang mengakibatkan cedera pada lapisan usus.

• Tindakan operasi, misalnya operasi pengangkatan kantong empedu dan operasi pemotongan atau pemanjangan saluran pencernaan.

• Riwayat keluarga yang menderita fibrosis kistik atau malabsorbsi dan kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak.


Gejala Malabsorpsi pada Anak

Malabsorpsi makanan sendiri bisa terlihat dengan beberapa gejala yang dapat Moms perhatikan jika Si Kecil mengalaminya. Perhatikan tanda-tandanya berikut ini:

1. Malabsorbsi lemak: Feses berwarna cerah, sangat bau, menggumpal, dan berminyak. Biasanya menempel di mangkuk toilet atau sulit disiram.

2. Malabsorbsi protein: Rambut kering, rambut rontok, dan retensi cairan yang menyebabkan bengkak pada bagian tubuh tertentu.

3. Malabsorbsi jenis gula tertentu: Perut kembung, bergas, dan diare berat.

4. Malabsorbsi vitamin tertentu: Anemia, tekanan darah rendah, otot lemas, atau kehilangan berat badan.

Tetapi, jika malabsorpsi yang diderita balita sudah kronis, maka gejala yang tampak akanmenjadi lebih ekstrem, seperti:

• Sakit perut dan muntah berkelanjutan

• Sering buang air besar, feses lembek, berbau busuk, dan berukuran sangat besar

• Rentan terhadap infeksi

• Turunnya berat badan dengan hilangnya lemak dan otot

• Memar-memar

• Patah tulang.

• Kulit kering dan bersisik.

• Perubahan kepribadian.

• Melambatnya pertumbuhan dan berat badan (mungkin tidak terlihat sampai beberapa bulan).


Pengobatan yang Tepat

Untuk mendiagnosis apakah Si Kecil mengalami malabsorpsi makanan, dokter akan mengawali pemeriksaan dengan meneliti riwayat penyakit serta pola makannya setiap hari. Lalu, akan dilakukan pemeriksaan secara medis, seperti tes darah, tes pernapasan, tes tinja (feses), serta CT scan untuk melihat masalah di dalam saluran pencernaannya. Jika memang terdapat gangguan, maka akan dilakukan tindakan endoskopi untuk dibawa ke laboratorium dan diteliti lebih lanjut.

Apabila malabsorpsi memang dialami Si Kecil, maka Moms dibantu dengan pengawasan dokter perlu melakukan hal-hal berikut ini sebagai langkah penanganan:

1. Mengubah pola makan. Anda perlu mengurangi pemberian beberapa bahan makanan, seperti olahan susu bagi anak penderita intoleransi laktosa. Perbanyak pemberian makanan yang mengandung potasium tinggi untuk mengimbangi elektrolit. Jika perlu, lakukan diet bebas gluten bagi anak penderia penyakit celiac.

2. Memberikan vitamin berdosis tinggi untuk menggantikan vitamin dan mineral yang tidak terserap secara sempurna oleh usus.

3. Terapi enzim, yaitu pemberian suplemen yang mengandung enzim tertentu. Fungsinya untuk menggantikan enzim yang tidak terserap tubuh.

4. Pemberian obat dengan jenis kortikosteroid dan obat antiradang untuk mengobati penyakit Crohn atau terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri.

5. Apabila kondisi malabsorpsi anak Anda sudah kronis hingga menyebabkan terjadinya kondisi seperti penyumbatan empedu, maka akan dilakukan prosedur atau tindakan operasi. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)