Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Salah satu masalah yang kerap dialami bayi adalah gangguan alergi. Alergi sendiri adalah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap sesuatu di sekeliling kita yang kemudian menimbulkan beberapa gejala seperti gangguan pernapasan atau kulit.
Secara genetik, anak dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi masih dapat berisiko mengalami alergi sebesar 5-15 persen. Namun, anak dengan salah satu atau kedua orang tua yang memiliki riwayat alergi berisiko 20-60 persen mengalami alergi.
Sedangkan bagi kedua orang tua yang menderita alergi yang sama, peluang Si Kecil menderita alergi pun akan semakin besar, yaitu berkisar 50-80 persen. Tidak hanya itu, bila orang tua tidak alergi tetapi saudara kandung Si Kecil mengalaminya, ia tetap bisa mengalami alergi sekitar 25-35 persen.
Alergi debu pada bayi
Salah satu alergi paling umum yang dialami oleh bayi adalah alergi debu. Gangguan ini muncul karena sistem kekebalan tubuh merespons partikel-partikel kecil yang membentuk debu. Tungau merupakan partikel terbanyak yang mendominasi debu. Saat terhirup atau terkena kontak tubuh, sistem kekebalan tubuh Si Kecil akan menganggap debu sebagai zat asing yang berbahaya (alergen), sehingga ia akan memberikan reaksi pada tubuh Si Kecil.
Dalam kasus ringan, alergi debu, dapat menyebabkan demam, bersin, pilek, mata merah atau berair, batuk, hidung tersumbat, dan hidung meler. Namun, alergi ini juga dapat mengakibatkan serangan asma berat, seperti mengi, sakit di bagian dada, hingga sesak napas.
Cara mengatasi alergi debu pada bayi
Berbeda dengan penyakit yang dapat sembuh jika diberi obat, hingga saat ini, belum ada obat atau vaksin yang terbukti ampuh untuk menghilangkan alergi. Alergi hanya akan hilang apabila pencetus alergi atau alergennya disingkirkan.
Moms juga hanya bisa mencegah dan meringankan gejalanya agar tidak kambuh, sehingga Si Kecil tetap sehat dan aman dari serangan alergi. Salah satunya dengan menyingkirkan jauh-jauh tungau debu yang banyak menjadi pemicu alergi pada anak-anak.
Ukurannya yang sangat kecil memang membuat tungau debu sulit terlihat. Debu tungau hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Tungau hidup di dalam debu, dan memakan sel-sel kulit manusia yang terlepas. Tungau umumnya berkembang biak dalam suhu hangat dan lingkungan yang lembap, seperti selimut, kain, dan karpet. Untuk itu, kebersihan rumah perlu dijaga dengan cermat, dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Rajinlah membersihkan perabot rumah menggunakan lap basah untuk menjaga agar tungau yang hidup dalam debu tidak terbang kemana-mana.
2. Ganti seprai, sarung bantal, dan guling seminggu sekali. Sebelum mencuci seprai, sarung bantal, dan guling, rendam terlebih dahulu dengan air panas selama 1 jam untuk membunuh tungai debu.
3. Cucilah gorden atau tirai di rumah Anda setiap 3 bulan sekali.
4. Kurangi penggunaan karpet di rumah. Karpet merupakan salah satu tempat favorit tungau debu.
5. Sebaiknya simpan pajangan boneka Si Kecil dalam kotak tertutup, atau bungkus dengan plastik. Banyak penelitian mengungkapkan, boneka juga terbukti sebagai magnet tungau debu. Untuk itu, hindari penyimpanan boneka di kasur.
6. Atur suhu dan kelembapan ruangan. Tungau debu hidup subur di tempat yang gelap, hangat dan lembap. Usahakan kamar tidur dalam kondisi terang dan kering. Biarkan udara dan sinar matahari masuk lewat jendela atau lubang ventilasi.
7. Jika Anda menggunakan AC, servis AC anda 3-6 bulan sekali untuk menghindari menumpuknya debu di dalam filter. (M&B/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- anak
- bayi
- alergi
- alergi debu