Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Baru-baru ini, penyakit autoimun semakin sering terdengar dan menjadi bahan pembicaraan. Memang, jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa membahayakan nyawa penderitanya. Maka dari itu, Anda perlu mengenal penyakit ini lebih dalam, sehingga tahu cara mengontrolnya.
Seperti diketahui, sistem kekebalan tubuh dalam keadaan normal berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap zat dan organisme asing, seperti bakteri dan virus. Namun saat seseorang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya sendiri kehilangan kemampuan untuk mengenali sel asing.
Kondisi ini akhirnya menyebabkan sistem melihat sel-sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Akhirnya, protein berupa antibodi yang dikeluarkan sistem pertahanan tubuh pun akan menyerang sel-sel sehat pada jaringan tubuh sendiri. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan hingga kerusakan organ.
Sayangnya menurut statistik, sebanyak 80 persen penderita penyakit autoimun adalah wanita usia produktif. Beberapa penelitian menyebutkan penyebabnya dikaitkan dengan faktor hormonal, sistem kekebalan tubuh wanita yang memiliki respons berbeda dengan pria, dan kode genetik yang dibawa oleh kromosom X.
Penyebab utama autoimun
Sampai saat ini penyakit autoimun belum dapat dicegah dan belum diketahui penyebabnya. Namun, beberapa faktor berkaitan dengan meningkatnya risiko seseorang menderita berbagai jenis penyakit autoimun adalah sebagai berikut:
⢠Etnis tertentu. Kondisi autoimun bisa menyebabkan timbulnya penyakit lain pada penderita dengan etnis tertentu. Misalnya diabetes tipe 1 dialami lebih banyak oleh orang Eropa, atau penyakit lupus yang diderita sebagian besar dari Afro-Amerika dan Amerika Latin.
⢠Gender. Wanita cenderung memiliki risiko lebih besar terkena autoimun dibandingkan pria. Hal ini dikaitkan dengan faktor perubahan hormon dan kromosom X.
⢠Lingkungan. Area sekitar atau lingkungan tinggal dan tempat kerja bisa terpapar bahan kimia seperti merkuri. Pola makan yang tidak sehat, infeksi virus, dan bakteri juga bisa menjadi faktor lainnya.
⢠Riwayat keluarga/genetika. Autoimun bisa disebabkan keturunan atau genetika, meski penyakit yang ditimbulkan bisa berbeda jenis.
Jenis-jenis autoimun
Kondisi autoimun sendiri merupakan penyakit yang menimbulkan penyakit lainnya. Maka, Anda juga perlu tahu jenis-jenis autoimun yang bisa menyerang tubuh, seperti yang dijelaskan oleh Dr. Yovita Mulyakusuma, M.Sc, Sp.PD, FINASIM, tim dokter spesialis penyakit dalam dari Eka Hospital Cibubur, seperti dikutip dari Betterhealth:
⢠Lupus. Memengaruhi hampir semua sistem organ. Gejala: demam, nyeri sendi, ruam kulit, sariawan, kulit sensitif, sesak napas, anemia.
⢠Penyakit Graves dan Tiroiditis Hashimoto. Menyerang kelenjar gondok (tiroid). Gejala: penurunan/kenaikan berat badan secara drastis, mata menonjol, gelisah, berdebar, hingga pembengkakan di leher.
⢠Psoriasis, Sklerodema, Discoid Lupus. Menyerang jaringan kulit. Gejala: kulit menjadi bersisik, timbul nyeri serta radang sendi.
⢠Multiple Sclerosis, Sindroma Guillain Barre, dan Myastenia Gravis. Gangguan autoimun yang mengenai sistem saraf. Gejala: kelelahan, gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi dan motorik, serta kelumpuhan.
⢠Kolitis Ulseratif, Crohn's Disease, Celiac Disease. Mengenai usus. Gejala: diare, BAB berdarah, demam, penurunan berat badan, dan nyeri perut.
⢠Rheumatoid Arthritis. Mengenai daerah persendian. Gejala: nyeri sendi, pembengkakan sendi, kaku, sendi, perubahan bentuk persendian.
⢠Diabetes Tipe 1. Menyerang sel-sel pankreas, yang memproduksi insulin untuk pengaturan kadar gula darah dalam tubuh. Gejala: luka lama untuk sembuh, berat badan turun, sering haus.
⢠Sjorgen Syndrome. Menyerang kelenjar, terutama yang menyediakan pelumas bagi lapisan mata dan mulut. Gejala: mata kering, mulut kering, juga memengaruhi persendian dan kulit.
⢠Vasculitis. Menyerang pembuluh darah. Gejala: Mati rasa atau kelemahan pada tangan atau kaki. Bercak merah pada kulit, benjolan atau nyeri.
⢠Anemia Hemolitik, Idiophatic Thrombocytopenia Purpura. Mengenai sel darah. Gejala: pucat, mata kekuningan, kelelahan, sesak napas, pendarahan, dan lebam-lebam. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)