Type Keyword(s) to Search
BABY

Mitos dan Fakta Vaksinasi untuk Bayi yang Perlu Anda Tahu

Mitos dan Fakta Vaksinasi untuk Bayi yang Perlu Anda Tahu

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms pasti sudah tahu bahwa daya tahan tubuh bayi yang baru lahir masih rendah. Karena itu, untuk membuat tubuhnya lebih kuat melawan penyakit, pemberian ASI menjadi hal yang sangat penting dilakukan. Tetapi selain itu, pemberian vaksinasi secara rutin buat bayi juga perlu Anda lakukan, lho!

Namun sayangnya, ada banyak mitos seputar vaksinasi yang kerap terdengar oleh para ibu, sehingga mereka enggan untuk membiarkan anaknya menerima vaksin. Sebelum hal ini merugikan Anda sekaligus pertumbuhan Si Kecil, ketahui mitos-mitos tentang vaksinasi tersebut beserta fakta di baliknya, Moms!

Vaksin membuat anak sakit

Setelah menerima vaksin, anak-anak memang bisa langsung demam. Hal ini dikarenakan tubuh anak dimasukkan bibit penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuhnya. Ini berguna untuk membuat sistem kekebalan tubuhnya mengenali, sehingga akan memicu respons antibodi ketika penyakit tersebut menyerang. Maka, efek sampingnya, Si Kecil akan mengalami demam sebagai tanda bahwa vaksin bekerja dengan baik.

Baca juga: Orang Dewasa Juga Wajib Vaksin! Ini 6 Jenis Utamanya

Vaksin menyebabkan autisme

Sebuah penelitian pada tahun 1998 memang sempat menuliskan bahwa vaksin MMR (Campak dan Rubella) bisa menyebabkan autisme. Namun setelah studi lanjutan dilakukan, pernyataan di atas telah dicabut dan faktanya vaksin tidak akan menimbulkan penyakit lain, seperti autisme tersebut. Sayangnya, studi yang sudah lama dan sudah dicabut ini telah menyebar luas sehingga membuat orang tua panik mengenai pemberian vaksinasi sampai saat ini. Jadi, mitos ini dihiraukan saja ya, Moms!

Tak perlu vaksin, cukup hidup bersih

Wabah penyakit memang bisa dibasmi dengan melakukan gaya hidup yang bersih dan sehat, seperti disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tetapi, bukan berarti pemberian vaksinasi pada bayi dan balita menjadi diabaikan. Sebab, penyakit yang bisa menyebar melalui sentuhan maupun udara hanya bisa dilawan dengan daya tahan tubuh yang kuat. Dan hal ini bisa didapatkan dengan anak memperoleh vaksinasi yang diberikan sesuai dengan pertambahan usianya.


Vaksin bisa timbulkan efek samping jangka panjang

Tanpa ada penelitian atau bukti yang jelas, kita sering mendengar mitos bahwa pemberian vaksinasi bisa menimbulkan efek samping jangka panjang yang belum diketahui. Meski memang akan terjadi efek samping, tapi hal tersebut hanya berupa demam ringan atau timbul nyeri yang akan hilang dalam beberapa hari saja. Pemberian vaksinasi sendiri masih akan dimonitor oleh dokter dan tim medis untuk memastikan bahwa vaksin tersebut bekerja dengan baik.

Penyakit influenza tidak butuh vaksinasi

Banyak orang tua yang beranggapan bahwa bayi yang mengalami flu rasanya hanya penyakit biasa yang tidak berbahaya. Padahal, sebenarnya virus influenza bisa dicegah sejak dini dengan pemberian vaksinasi influenza, dengan virus aktif/baik yang berbeda jenisnya sesuai musim. Dengan begitu, hal ini bisa meminimalisir kemungkinan terburuk dari influenza, yaitu kematian.

Baca juga: Pentingnya Vaksinasi untuk Ibu Hamil

Kandungan berbahaya dalam vaksin

Ada mitos yang mengatakan bahwa vaksinasi mengandung zat-zat berbahaya, seperti merkuri. Hal ini berdasarkan adanya senyawa alami thiomersal yang mengandung merkuri. Namun, kandungan tersebut faktanya tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain itu, vaksin juga tentunya hanya mengandung zat atau senyawa baik yang berguna untuk menangkal penyakit berbahaya.

Setelah mengetahui sekian banyak mitos ini, Moms tidak perlu takut untuk memberikan vaksinasi pada bayi Anda. Dengan begitu, Si Kecil akan lebih kuat terhadap paparan virus penyakit yang berisiko berbahaya baginya, sekaligus membuat imunitas tubuh lebih sehat dan kuat. Jadi, pastikan Anda memberikan vaksinasi secara rutin sesuai jadwal dan perkembangan usianya ya, Moms! (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)