Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Dilarang Potong Rambut saat Hamil, Mitos atau Fakta?

Dilarang Potong Rambut saat Hamil, Mitos atau Fakta?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Rasa gerah kerap melanda ibu hamil. Nah kalau sudah begitu, biasanya timbul keinginan untuk memotong rambut. Namun benarkah, memotong rambut kala hamil bisa berdampak pada janin?

Ada yang mengatakan bahwa memotong rambut pantang dilakukan karena bisa membuat bayi yang berada dalam kandungan mengalami kecacatan. Ada pula yang beranggapan bahwa memotong rambut juga bisa menghasilkan energi buruk yang mengakibatkan Si Kecil kelak akan sakit-sakitan.

Faktanya, anggapan tersebut hanya mitos belaka! Moms tak perlu khawatir apabila ingin memotong rambut ketika hamil karena tidak ada bukti secara medis hal tersebut bakal memengaruhi janin. 

Dalam agama, khususnya Islam, juga tak ada dalil khusus yang menyebutkan bahwa menggunting rambut kala hamil adalah haram hukumnya. Jadi Moms tak perlu khawatir lagi.

Sebaliknya, memotong rambut ketika hamil memiliki sejumlah efek positif bagi ibu hamil lho, antara lain:

• Mengurangi rasa gerah atau panas yang kerap timbul ketika Moms tengah hamil.

• Penampilan baru bisa membuat Moms lebih happy. Merasa senang dan nyaman dengan diri sendiri tentu akan membuat Anda lebih mudah melalui masa kehamilan.

• Secara rutin memotong rambut, khususnya bagian ujung yang pecah-pecah, tentu akan membuat rambut Anda terlihat lebih sehat.


Yang Sebaiknya Tidak Dilakukan oleh Bumil

Jika memotong rambut tidak akan memengaruhi janin, lain halnya dengan beberapa perawatan rambut seperti pewarnaan, rebonding, smoothing, atau perawatan lainnya yang menggunakan bahan kimia berlebihan. Sangat disarankan jika Moms menunda untuk melakukan perawatan rambut sejenis itu selama masa kehamilan.

Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia yang terkandung dalam pewarna rambut berpotensi menimbulkan efek negatif jika digunakan secara berlebihan. Memang, paparan kimia tersebut saat mewarnai rambut pada umumnya hanya dalam jumlah kecil dan dianggap tidak membahayakan ibu serta janin.

Namun tetap saja, bahan kimia pewarna rambut tersebut mungkin saja masuk ke dalam kulit kepala dan diteruskan ke janin. Jadi lebih baik Moms menghindarinya. Semakin sedikit zat kimia yang terserap kulit kepala, tentu akan semakin aman bagi Si Kecil yang tengah berada dalam perut Anda. Atau jika Moms ingin mengecat rambut semasa kehamilan, sebaiknya hal itu tidak dilakukan terlalu sering.

Saat mengecat rambut, Moms juga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Pewarnaan rambut sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki trimester kedua.

2. Periksa label kemasan dan kandungan bahan kimia di dalamnya. Ibu hamil tidak disarankan untuk menggunakan pewarna rambut yang mengandung amonia atau pemutih (bleach). Sebaiknya pilih pewarna rambut yang terbuat dari bahan alami seperti henna.

3. Gunakan sarung tangan. Apabila memutuskan untuk melakukan sendiri pewarnaan rambut, jangan lupa menggunakan sarung tangan guna mengurangi kontak bahan kimia. Selain itu, pilih tempat dengan ventilasi yang baik sehingga paparan bahan kimia yang terhirup juga bisa dikurangi.

4. Aplikasikan dengan benar. Agar bahan kimia tidak terserap kulita kepala, pastikan Anda membawa petunjuk pemakaian sehingga bisa mengaplikasikannya dengan benar. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah mengaplikasikan warna hingga kulit kepala dan berlama-lama dalam prosesnya.

5. Bilas dengan benar. Setelah selesai, jangan lupa membilas rambut dan kulit kepala Anda secara menyeluruh sampai bersih. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)