Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Leptospirosis atau ‘Demam Banjir’ pada Anak!

Waspada Leptospirosis atau ‘Demam Banjir’ pada Anak!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setelah banjir di awal tahun 2020 ini mulai mereda, Moms harus mewaspadai rentannya penyakit leptospirosis yang bisa terjadi pada Si Kecil. Leptospirosis merupakan penyakit yang umumnya ditularkan melalui urine tikus, dan kejadiannya meningkat di musim hujan dan banjir seperti saat ini. Nah, untuk meningkatkan kewaspadaan Moms akan penyakit yang belum ada vaksinnya ini, baca beberapa info penting ini, ya.


Sering Terjadi

Menurut laporan International Leptospirosis Society, Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian leptospirosis yang tinggi. Penyakit ini bahkan menyebabkan kematian sekitar 2,50-16,45 persen dari total angka kematian di negara kita lho, Moms.

Bakteri Leptospira sp penyebab penyakit leptospirosis tidak hanya banyak terdapat di air kotor seperti air banjir, namun juga pada genangan-genangan air. Maka Moms sangat disarankan untuk menjaga keluarga tetap higienis, salah satunya dengan menghindari paparan air kotor, walau itu hanya genangan air di jalan depan rumah.


Bisa Disebarkan oleh Serangga!

Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya akibat infeksi bakteri Leptospira sp. Penyakit yang juga dikenal dengan nama demam banjir ini dapat ditularkan melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, burung, bahkan serangga. Namun di Indonesia, tikus menjadi perantara utama leptospirosis.


Cara Penyebaran

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada 2 kemungkinan paling sering yang menyebabkan Si Kecil terkontaminasi leptospirosis, yaitu:

1. Minum atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine atau cairan tubuh binatang yang terinfeksi leptospirosis. Kontak ini bisa terjadi saat berenang, rafting, kayaking, atau sekadar bermain air kotor saat hujan dan banjir.

2. Terpapar urine atau cairan tubuh binatang yang terinfeksi leptospirosis.


Gejala Leptospirosis

Biasanya dalam 2-4 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira, gejala yang muncul adalah:

1. Demam

2. Menggigil

3. Pusing

4. Nyeri otot

5. Mual muntah

6. Diare

7. Nyeri punggung hebat

8. Jaundice (sakit kuning)

9. Ruam di kulit

10. Mata merah.


Pengobatan Leptospirosis

Segera ke dokter jika muncul gejala leptospirosis, umumnya dokter akan melakukan serangkaian tes (seperti tes urine, tes darah, pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, dan foto rontgen paru). Jika hasilnya positif leptospirosis, maka biasanya dokter akan memberikan pengobatan antibiotik. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat diobati, maka semakin efektif pula penyembuhannya.


Bisakah Dicegah?

Bisa! Menurut CDC, beberapa cara tepat untuk mencegah leptospirosis adalah:

1. Pastikan hewan peliharaan Anda sudah diberi vaksin agar terhindar dari infeksi bakteri ini.

2. Hindari kontak dengan urine atau cairan tubuh binatang apa pun, terutama jika Anda dan Si Kecil memiliki luka atau ruam kulit.

3. Jangan berenang, menginjak, atau bahkan menelan air yang mungkin terkontaminasi urine binatang.

4. Jika Anda terjebak banjir, beri ekstra proteksi dengan menggunakan pakaian dan alas kaki yang bisa melindungi Anda dari urine binatang. Misalnya dengan menggunakan sepatu boots karet dan pakaian yang melindungi tubuh agar tidak terjadi kontak langsung dengan urine binatang. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)