Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Setelah mandi, biasanya orang tua di Indonesia akan memakaikan bayi mereka bedak. Bukan hanya mandi, bedak juga dipakaikan pada Si Kecil saat ganti popok maupun ganti pakaian. Selain alasan kebersihan, memberikan bedak pada Si Kecil juga dimaksudkan untuk membuatnya lebih wangi. Meskipun begitu, banyak yang mengatakan bahwa bayi sebaiknya tidak diberikan bedak karena justru akan bisa berisiko terhadap kesehatannya.
Serba-Serbi Bedak Bayi
Umumnya, bedak bayi terbuat dari talcum sebagai bahan utama, yang dicampurkan dengan bubuk jagung atau bubuk gandum. Bahan-bahan ini dipilih dengan dasar pemikiran untuk menurunkan tingkat kekeringan pada kulit bayi, sehingga dapat meresap keringat dan urine serta membuatnya tetap halus.
Selain itu, terdapat juga bahan lain seperti vitamin E sebagai minyak alami esensial, kalsium oksida, serta benzoin. Jika digabungkan, maka dapat menjadikannya sebagai anti-jamur dan anti-bakteri untuk kulit Si Kecil. Namun, jumlah komposisi pada setiap produk bedak bayi, khususnya yang tabur, berbeda-beda, Moms.
Karena itu, bedak bayi biasa dipakai oleh orang tua, sejak dulu hingga saat ini. Tujuannya, untuk menjaga kulit, terutama di bagian bokong, agar tetap kering dan bebas dari ruam. Beberapa area lipatan tubuh juga diberikan bedak agar mengurangi gesekan yang bisa menimbulkan rasa sakit dan kulit memerah.
Batasi Pemberian Bedak
Meskipun memiliki manfaat, nyatanya bedak bayi berbentuk tabur perlu dibatasi pemberiannya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bedak bayi dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada bayi, akibat partikel bubuk halus yang masuk ke paru-paru Si Kecil.
Hal ini juga dijelaskan oleh dr. Arifianto, Sp.A atau dikenal dengan akun Instagram @dokterapin. Ia menjelaskan bahwa bayi sebenarnya tidak memerlukan bedak tabur. "Pemberian bedak tabur berisiko menyebabkan terhirupnya partikel-partikel kecil bedak ke dalam saluran napas dan menyebabkan gangguan pernapasan, hingga kematian," jelasnya.
Dokter Arifin juga menyarankan lebih baik memakaikan pakaian tipis dan pendek saja pada anak untuk mencegah biang keringat. Apalagi jika udara sedang panas, maka Anda perlu mengganti baju Si Kecil lebih sering.
Mencegah Efek Samping
Selain mengganggu pernapasan serta bisa menimbulkan iritasi, bedak bayi juga mengandung bahan-bahan kimia seperti silikon dan asbestos. Keduanya memiliki sifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Hal ini bahkan dijelaskan oleh American Cancer Society, bahwa bedak dari talcum bisa meningkatkan risiko kanker indung telur dan kanker paru pada orang dewasa.
Maka untuk mencegah efek samping ini, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memberikan bedak pada bayi, yakni:
⢠Usahakan untuk memilih bedak dengan bahan utama dari tepung jagung, bukan talc. Jika perlu, ganti penggunaan bedak tabur dengan liquid powder atau bedak cair untuk bayi Anda.
⢠Apabila masih ingin menggunakan bedak bayi tabur, letakkan bedak pada tangan Anda terlebih dahulu dan jauhkan dari Si Kecil. Setelah itu, baru usapkan di tubuh bayi secara perlahan agar bedak tidak bertebaran.
⢠Jika terjadi iritasi, pastikan untuk membersihkan lipatan-lipatan kulit Si Kecil dari bedak yang tersisa. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
Baca juga: Tips untuk Mencegah Munculnya Kulit Kering pada Bayi
- Tag:
- bayi
- bedak
- bedak bayi