Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Sesak Napas pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya!

Sesak Napas pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Salah satu keluhan yang dialami anak dan sering dikhawatirkan oleh orang tua adalah masalah sesak napas. Ya, sesak napas bukan gangguan yang bisa dianggap sepele. Saat bernapas, sistem pernapasan akan menyuplai oksigen ke darah dan kemudian disalurkan ke seluruh bagian tubuh. Jadi, jika anak Anda mengalami sesak napas, suplai oksigen pada tubuhnya akan mengalami hambatan. Bahkan, pada sejumlah kasus, masalah ini bisa menjadi pertanda balita Anda mengalami penyakit tertentu dan butuh pengobatan sesegera mungkin.


Penyebab Sesak Napas pada Balita

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sesak napas merupakan tanda awal gagal napas. Penyebabnya sendiri sangat bervariasi, mulai dari infeksi, alergi saluran napas termasuk asma, tersedak benda asing, dan kelainan bawaan saluran napas. Umumnya, sesak napas yang tiba-tiba, misalnya karena tersedak benda asing, akan lebih mengundang perhatian orang tua untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit. Namun, sesak napas yang awalnya ringan dan berkembang menjadi berat sering luput dari perhatian orang tua.


Mengenali Gejala Sesak Napas

Agar sesak napas yang dialami Si Kecil bisa cepat tertangani, Moms perlu mengenali gejala sesak napas sedini mungkin. Anak yang mengalami gejala awal sesak napas akan tampak gelisah, rewel, bahkan menangis terus, serta susah untuk makan, minum, ataupun tidur.

Saat bernapas, akan terlihat frekuensi napas Si Kecil lebih cepat dari biasanya disertai tarikan dinding perut bagian atas. Dan bila sesak bertambah, maka akan ditemukan tarikan dinding dada, kemudian cuping hidungnya kembang kempis. Pada penyakit tertentu dapat terdengar suara napas ngorok atau mengi.

Sesak napas juga kerap ditandai oleh frekuensi menarik napas yang terlalu cepat. Moms bisa coba menghitung frekuensi napas Si Kecil. Menurut dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A, cara menghitung napas anak dapat dilakukan dengan meletakkan tangan Moms pada dada anak dan menghitung gerak napas anak dalam 1 menit. Pada anak usia 1-5 tahun, napasnya dikatakan cepat jika frekuensinya 40 kali atau lebih per menit.

Bila napas anak cepat disertai dengan tarikan dinding dada ke dalam, dapat pula disertai dengan gejala kepala seperti mengangguk-angguk ketika bernapas dan/atau kebiruan pada bibir, maka pada anak tersebut terdapat kondisi sesak napas.

Pada keadaan lebih lanjut, frekuensi napas justru akan berkurang dan tarikan dinding dada melemah sampai menghilang, yang menandakan anak dalam kondisi sangat lelah dan akhirnya dapat terjadi henti napas. Gangguan peredaran darah kulit terjadi pada keadaan sesak napas berat, gejala paling ringan adalah kulit telapak tangan dan kaki menjadi pucat dan berkeringat dingin.

Pada kasus yang lebih parah, akan muncul bercak kebiruan pada kulit yang pucat tersebut. Jika hal ini tidak segera ditangani, maka bercak tersebut akan merata ke seluruh tubuh.


Apa yang Harus Dilakukan saat Mendapati Anak Sesak Napas?

Penting bagi Moms untuk mengenali sesak napas awal pada anak sedini mungkin dan segera bawa ke fasilitas kesehatan yang memadai supaya dapat diberikan tata laksana sesak napas segera.

Untuk kasus sesak napas berat, harus diberikan tatalaksana membebaskan saluran napas, memberikan bantuan napas dan sirkulasi darah, serta obat-obatan. jika orang tua baru mengenali sesak napas dalam stadium lanjut dan berat, segera bawa anak anda ke ruang gawat darurat untuk dilakukan tatalaksana bantuan napas emergensi sampai dipersiapkan ke ruang rawat inap intensif. (M&B/SW/Dok. Freepik)