Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, kegiatan apa yang biasa Anda lakukan bersama keluarga dan Si Kecil di akhir pekan? Jalan-jalan ke mal, bermain di taman, atau menonton film di bioskop? Hmm, itu sudah biasa. Bagaimana kalau menonton drama musikal? Pastinya ini bisa menjadi suatu pengalaman baru untuk Si Kecil, Moms. Itulah yang dirasakan oleh para keluarga yang 16 November lalu berkumpul di Ciputra Artpreneur, untuk menyaksikan operet Aku Anak Rusun.
Setelah mendapatkan apresiasi luar biasa pada pertunjukan pertamanya 'Ada Gulali di Hatiku' di tahun 2017, pertunjukan seni operet ini kembali digelar dengan judul 'Selendang Arimbi'. Diadakan oleh Soundkestra dan Yayasan Waroeng Imaji atas inisiasi Veronica Tan, operet ini bertujuan untuk mengembangkan serta memfasilitasi bakat anak-anak rusun di bidang seni musik dan pertunjukan.
Pementasan kali ini melibatkan tiga rusun di Jakarta yaitu Rusun Rawa Bebek, Daan Mogot, dan Pulo Gebang. Ada 130 anak yang akan menari, 12 anak sebagai tokoh utama, serta 40 anak yang bernyanyi selama operet berlangsung. Aku Anak Rusun: 'Selendang Arimbi' juga mengaransemen 20 lagu anak serta daerah seperti Janger, Marilah Kemari, Padang Bulan, serta rangkaian medley lagu anak seperti Anak Kambing Saya, Naik-Naik ke Puncak Gunung, sampai Semut-Semut Kecil.
Seperti di pertunjukan sebelumnya, dalam Selendang Arimbi, ibu Vero juga ikut tampil dan bermain cello, lho. Tak sendirian, bu Vero juga ditemani anak keduanya, Nathania Purnama, dan si bungsu Daud Albeener Purnama yang masing-masing memainkan alat musik biola.
Cukup 2 Bulan
Untuk pentas semegah dan seprofesional ini, ternyata anak-anak rusun ini hanya berlatih selama sekitar 2 bulan lho, Moms. Lewat tangan dingin almarhumah Rita Dewi Saleh sebagai stage director dan koreografer serta bantuan para pekerja seni yang mumpuni di bidang drama musikal, mereka dilatih secara intensif, mulai dari menghafal dialog, menari, hingga menyanyi.
Sarat Pesan Moral
Ditulis oleh Vanda Parengkuan dan diproduseri oleh Dovieke Angsana, operet ini sendiri bercerita tentang kehidupan Arimbi, seorang anak rusun yang bercita-cita menjadi penari profesional. Tentu saja, dalam perjalanannya ia menemukan banyak cobaan, mulai dari ibunya yang sedang sakit dan membutuhkan biaya pengobatan yang cukup besar, hingga difitnah oleh teman-teman satu sanggar tarinya agar ia dikeluarkan dari sanggar tari tersebut. Beruntung, Arimbi selalu didukung oleh sahabat-sahabatnya, sehingga meskipun sempat terpuruk dan putus asa, ia akhirnya bisa bangkit kembali.
Selendang Arimbi ini menggambarkan perjuangan, solidaritas, dan toleransi antar sesama. Melalui dialog tokoh-tokohnya, alur cerita, lagu, dan tarian, diharapkan anak-anak bisa belajar berempati pada sesama manusia tanpa memandang perbedaan. Lewat tokoh Arimbi, kita diajarkan tidak hanya belajar untuk pantang putus asa dan fokus pada cita-cita, tapi juga belajar banyak hal mengenai toleransi dan solidaritas.
Seluruh hasil penjualan tiket dan keuntungan sponsorship akan dikembalikan untuk pelatihan anak rusun. Seperti kata ibu Vero, "Kita melihat rusun yang ada, yang dipikirkan pemberdayaan perempuan ibu dan anak. Kalau bisa menjangkau ibu dan anak serta memberdayakan mereka, artinya sekarang bukan cuma akademik saja tapi potensi apa yang dikembangkan untuk anak-anak." (Nanda Djohan/SW/Dok. M&B)