Type Keyword(s) to Search
BABY

Moms, Ini Alasan Mengapa Bayi Perlu Masuk Inkubator

Moms, Ini Alasan Mengapa Bayi Perlu Masuk Inkubator

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setelah melalui proses melahirkan yang melelahkan, seorang ibu tentunya tak sabar ingin segera memeluk sang buah hati. Namun terkadang karena beberapa alasan, ibu tidak bisa langsung bertemu dengan bayinya.

Ada kalanya, bayi harus masuk ke inkubator terlebih dahulu atau menjalani perawatan di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Tidak bisa dipastikan berapa lama Si Kecil perlu dirawat di ruang NICU karena tergantung dengan kondisi serta masalah yang dialaminya.

Ada banyak alasan mengapa bayi perlu dirawat di ruang NICU. Akan tetapi pada dasarnya, perawatan di dalam inkubator atau di ruang NICU bertujuan agar Si Kecil mendapatkan pengawasan serta penanganan secara intensif.


Kenapa Bayi Harus Masuk NICU?

Setelah dilahirkan, bayi tidak bisa lagi hanya bergantung kepada ibu seperti ketika masih berada di dalam kandungan. Setelah melalui proses persalinan, Si Kecil harus segera beradaptasi dengan lingkungan baru dan mulai menggunakan organ dalam tubuhnya secara mandiri.

Sayangnya, tidak semua bayi terlahir dengan kondisi sehat dan siap beradaptasi dengan cepat. Sebagian di antaranya memerlukan pertolongan medis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bayi yang baru lahir harus dirawat di ruang NICU.

• Bayi terlahir prematur, yaitu sebelum memasuki minggu ke-37.

• Bayi mengalami masalah saat persalinan berlangsung.

• Bayi menunjukkan tanda-tanda gangguan kesehatan saat dilahirkan.

• Bayi terlahir dengan berat badan rendah, yaitu kurang dari 2.500 gram. Atau bayi justru lahir dengan bobot berlebih, yaitu di atas 4.000 gram.

Selain masalah tersebut, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko bayi masuk ke ruang NICU setelah lahir, yaitu:

1. Faktor Ibu

Ibu yang sering menggunakan obat-obatan terlarang atau mengonsumsi alkohol, memiliki riwayat menderita penyakit diabetes, hipertensi, atau penyakit menular seksual, berusia kurang dari 16 tahun atau di atas 40 tahun, memiliki kelebihan atau kekurangan cairan ketuban, cairan ketuban pecah lebih cepat, mengalami perdarahan, atau bayi lahir kembar.

2. Faktor Bayi

Bayi mengalami cacat lahir, gangguan pernapasan, kejang, hipoglikemia, membutuhkan pasokan oksigen, infus, obat-obatan, atau transfusi darah, bayi mengalami infeksi seperti herpes, B streptococcus (sejenis bakteri), dan klamidia (infeksi menular seksual yang disebabkan bakteri).

3. Faktor Persalinan

Bayi lahir sungsang, gawang janin (mengalami kekurangan oksigen), gangguan pembuangan mekonium (bayi membuang kotoran pertamanya di dalam cairan ketuban), atau leher bayi terlilir tali pusar.


Kondisi Ruang Nicu

Moms perlu tahu, ruang NICU adalah area steril yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Setiap rumah sakit memiliki kebijakan yang berbeda mengenai jumlah dan jam kunjungan orang tua ke ruang NICU. Oleh sebab itu, jangan heran jika Moms tidak bisa setiap saat menjenguk Si Kecil yang tengah dirawat di inkubator. Biasanya, perawat memberikan waktu bagi ibu yang ingin menyusui atau memberikan ASI perah untuk bayinya.

Sebagai catatan, inkubator memiliki fungsi khusus bagi bayi, yaitu:

• Menjaga suhu tubuh bayi. Khusus untuk bayi prematur, biasanya tidak memiliki jaringan lemak yang cukup untuk mengatur suhu tubuhnya dengan baik. Itulah alasan mereka perlu segera dimasukkan ke dalam inkubator bayi yang hangat agar terhindar dari udara dingin sesaat setelah lahir. Inkubator juga berguna melindungi bayi dari infeksi dan zat-zat pemicu alergi. Untuk menyentuh Si Kecil yang berada dalam inkubator, Moms perlu mengikuti arahan perawat.

• Memberikan oksigen. Sebagian bayi yang terlahir prematur dapat mengalami masalah dengan pernapasan sehingga rentan untuk mengalami kekurangan oksigen dan perlu menggunakan alat bantu napas pada inkubator.

• Memantau kondisi bayi. Kondisi kesehatan bayi yang lahir prematur sangat memerlukan perhatian khusus. Dengan memasukkan bayi ke dalam inkubator, dokter dan perawat dapat memantau serta mengukur detak jantung, suhu tubuh, pernapasan, kadar oksigen, serta tekanan darah bayi.

• Mengobati penyakit kuning. Bayi yang terlahir prematur cenderung lebih mudah terserang penyakit kuning. Untuk mengobatinya, bayi mungkin perlu dirawat di dalam inkubator dan mendapatkan terapi sinar (fototerapi). Terapi sinar berguna untuk mengurangi jumlah pigmen kuning (bilirubin) di dalam tubuh bayi.

Sebelum menggendong bayi yang tengah dirawat di ruang NICU, jangan lupa membersihkan tangan Anda. Biasanya, rumah sakit menyediakan sabun atau hand sanitizer untuk memastikan pengunjung yang datang dalam kondisi bersih dan steril.

Pada umumnya, kondisi ruang NICU sangat tenang karena bayi-bayi yang dirawat di tempat tersebut sangat sensitif terhadap suara dan cahaya. Mereka biasanya berada di dalam inkubator guna menjaga agar suhu tubuhnya tetap stabil. Agar proses perawatan di NICU bisa maksimal, banyak sekali peraturan yang harus diikuti apabila Moms ingin menjenguk Si Kecil yang tengah dirawat di sana. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)