Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, seperti halnya organ tubuh lainnya, organ reproduksi seperti vagina bisa saja mengalami kelainan, sama halnya dengan kelainan yang bisa terjadi pada rahim. Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 sentimeter yang bermuara di serviks dan berujung di mulut vagina (vulva).
Dinding vagina dilapisi oleh epitelium yang melapisi jaringan ikat, otot, kelenjar getah bening, dan saraf. Dinding vagina berlekuk-lekuk dan bisa memanjang serta membesar jika menerima rangsangan.
Kelainan pada Vagina
Bila organ reproduksi ini tidak berfungsi dengan baik, wanita yang mengalaminya akan kesulitan memiliki keturunan. Masalah kelainan ini ada yang dapat diperbaiki dan ada yang sama sekali tidak dapat diobati. Berikut adalah beberapa kasus kelainan vagina yang ditemukan oleh sejumlah ahli.
1. Vagina tidak terbentuk. Jika hal ini terjadi, darah haid tidak bisa mengalir keluar sehingga lama-kelamaan perut membesar karena darah haid tertampung di rahim. Untuk mengatasinya, pasien harus dibuatkan saluran vagina agar darah haid bisa dikeluarkan.
2. Vagina terbentuk sebagian. Vagina yang terbentuk sebagian ini bisa berada di bagian atas atau di bagian bawah saja. Operasi vaginoplasti, yaitu pembentukan vagina dapat mengatasi masalah ini.
3. Saluran vagina terbelah dua (septum transversal). Kelainan ini menyebabkan saluran vagina menjadi sangat sempit. Operasi reseksi septum, yaitu pengangkatan sekat, diperlukan untuk mengatasi kesulitan penetrasi saat senggama karena kelainan ini.
4. Selaput dara tidak ada sehingga vagina tertutup di bagian bawah.
5. Lubang vagina terlalu sempit sehingga menyulitkan penetrasi penis.
6. Bagian luar vagina, misalnya bagian labia, terlalu lebar atau mengalami lekatan.
Mengatasi Kelainan pada Vagina
"Masalah pada vagina dapat diatasi dengan operasi vaginoplasti. Namun sebaiknya, operasi dilakukan setelah seseorang menikah. Sebab jika vagina tidak digunakan, lubang akan tertutup kembali," kata dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG
Mengingat kelainan pada organ dalam itu sulit dideteksi, dr. Caroline menyarankan agar orang tua mengamati kondisi akil balik anak perempuannya, sementara pasangan pengantin baru bisa melakukan pemeriksaan organ intim saat mereka berencana memiliki keturunan.
"Sebaiknya, datang ke dokter ahli agar penanganan masalah tuntas dan rencana reproduksi sukses," demikian pesan Dr. Caroline. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)