Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
"Love all, play!". Tahukah Anda? Kalimat tersebut selalu diucapkan wasit setiap kali memulai pertandingan bulutangkis.
Dalam cabang olahraga bulutangkis atau badminton, kata love berarti nol. Maka love all artinya skor 0-0 bagi kedua kubu. Namun love juga berarti cinta. Dalam film Susi Susanti: Love All, legenda bulutangkis Indonesia tersebut mengajarkan tentang arti cinta kepada olahraga pilihannya, keluarga, kekasih, serta negaranya.
Disutradarai Sim F., Susi Susanti: Love All berkisah tentang perjalanan sosok Susy Susanti dari yang mulai mencintai bulutangkis sejak masih belia hingga menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di ajang Olimpiade.
Seperti telah diketahui, Susy Susanti lahir dan dibesarkan di Tasikmalaya, Jawa Barat. Di usia remaja, ia meninggalkan keluarganya untuk berlatih dengan PB Jaya Raya di Jakarta. Berada jauh dari ayah, ibu, serta kakak laki-lakinya, Susy harus berhadapan dengan rasa lelah, jenuh, dan kesepian. Di sinilah keteguhan hati Susy diuji. Berkat nasihat sang ayah yang juga mantan atlet bulutangkis, Susy berhasil melalui segalanya.
Gelar demi gelar di level junior, berhasil diraih Susy hingga dirinya terpilih untuk bergabung dengan tim pelatnas bulutangkis Indonesia. Di pusat latihan PB PBSI inilah, Susy bertemu cinta sejatinya, Alan Budikusuma. Bersama, kedua insan ini mengukir sejarah dengan berbagai raihan gelar, termasuk medali emas di Olimpiade 1992 di Barcelona.
Ujian Cinta
Dikemas secara apik, film biopik Susy Susanti ini bukan hanya bercerita soal kerja keras dan kegigihan seorang atlet. Susi Susanti: Love All juga berkisah tentang bagaimana kecintaan Susy terhadap Indonesia diuji. Susy memang telah memberikan prestasi tertinggi bagi Merah-Putih di dunia olahraga, tapi pada saat bersamaan ia harus menghadapi perlakuan yang tidak menyenangkan dari bangsanya sendiri. Lantas bagaimana sikap Susy kala harus memilih antara keselamatan diri dan nasionalisme? Anda bisa mengetahui jawabannya dengan menonton film Susi Susanti: Love All.
Berdurasi 96 menit, film Susi Susanti: Love All jauh dari kesan membosankan. Kisah cinta Susi dengan Alan, 'kenakalan-kenakalan' yang pernah dilakukan keduanya selama mengikuti pelatnas, serta kehidupan para atlet bulutangkis seperti Sarwendah dan Ardy B. Wiranata, menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini.
Menjadi Inspirasi
Dalam film Susi Susanti: Love All, tokoh Susy diperankan dengan ciamik oleh aktris Laura Basuki. Sedangkan Dion Wiyoko memerankan sosok Alan Budikusuma. Film ini juga diramaikan dengan sederet nama tenar seperti Lukman Sardi, Rafael Tan, Delon Thamrin, Jenny Zhang, dan Kelly Tandiono yang berperan sebagai pebulutangkis Sarwendah.
Secara khusus, para aktor dan aktris ini menjalani pelatihan bulutangkis selama 3-4 bulan agar mereka benar-benar mampu memegang serta mengayunkan raket layaknya para atlet. Laura dan Moira Tabyna Zein, pemeran Susy cilik, bahkan secara khusus melakukan riset agar bisa meniru gerakan-gerakan khas Susy.
Susi Susanti: Love All diproduseri oleh Daniel Mananta dan Reza Hidayat. Film ini akan mulai ditayangkan di bioskop pada 24 Oktober 2019. Susi Susanti: Love All sengaja ditayangkan menjelang perayaan Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober) agar bisa membangkitkan semangat nasionalisme kaum muda dan milenial di Indonesia.
"Film ini bercerita tentang bagaimana seorang anak kecil yang memiliki mimpi untuk keluarga dan negaranya. Saya berharap bisa menginspirasi kaum milenial untuk terus berusaha menggapai mimpi dan jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia," tutur Susy. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. M&B)