Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Anak Gemar Pegang Organ Genital, Harus Bagaimana?

Anak Gemar Pegang Organ Genital, Harus Bagaimana?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Keingintahuan Si Kecil akan berbagai hal semakin bertambah seiring perkembangannya, termasuk yang berhubungan dengan bagian tubuh. Tak heran, jika suatu saat Anda mungkin akan melihat balita Anda memegang organ genitalnya di depan orang lain.


Salah Satu Fase pada Balita

Menurut psikolog, Sigmund Freud, fenomena ini umumnya terjadi pada anak di usia 3-6 tahun. Fase yang disebut phalic ini menunjukkan bahwa pusat kenikmatan atau timbulnya rasa nyaman anak pada usia tersebut adalah terletak di sekitar alat genitalnya.

Karena itu, Moms tak perlu merasa cemas, karena pada anak pra-pubertas seperti anak Anda di usia tersebut, eksplorasi semacam ini tak ada hubungannya dengan aktivitas seksual. Seperti penjelasan di atas, aktivitas tersebut dilakukannya karena memberikan rasa nyaman, seperti pada orang dewasa.


Yang Perlu Anda Lakukan

Namun, jika Anda mungkin merasa risih melihat kebiasaan anak memegang organ genitalnya terlalu sering, sebaiknya beritahu Si Kecil bahwa Anda mengerti hal yang dilakukannya memberikan rasa nyaman, tapi jelaskan bahwa sebaiknya ia tak melakukannya di depan banyak orang. Ingatkan ia setiap kali ia kelihatan akan menyentuh organ genitalnya atau bahkan hendak menunjukkannya ketika ada orang lain dan tampak seperti tanpa rasa malu.

Anda juga bisa mencoba mengalihkan perhatiannya dengan memberikan mainan kepada Si Kecil. Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah memberinya pelukan atau mengajak Si Kecil berbicara. Para ahli menjelaskan bahwa kemesraan antara orang tua dan anak bisa membuatnya merasa nyaman.

Jangan memarahi ketika mengingatkannya, sebab hal tersebut dapat membuat Si Kecil menjadi panik. Jangan juga seolah-olah menganggap kegiatan yang ia lakukan itu sesuatu yang kotor. Namun jika ia menghiraukan Anda, Anda perlu cari tahu, mengapa ia tetap melakukannya.

Bisa saja ada sesuatu yang mengganggunya di sekolah atau bahkan di rumah. Kehilangan teman atau perpisahan dengan kerabat dekat, misalnya, dapat mengusik sisi emosional Si Kecil dan mendorong ia melakukan ini untuk menyamankan dirinya sendiri.

Jika kebiasaan ini terus terjadi semakin sering sampai beberapa minggu, tanyakan langsung pada Si Kecil, apakah ada bagian yang sakit di sekitar organ genitalnya, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat ia ingin selalu menyentuhnya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)