Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mengurus dan menjaga Si Kecil untuk pertama kalinya setelah menikah pasti jadi pengalaman luar biasa bagi Anda dan suami. Namun, harus diakui mungkin masa ini juga menjadi pengalaman terberat. Seluruh waktu seolah habis untuk mengganti popok, menyusui, mencuci pakaian bayi, dan banyak hal lainnya.
Karena hal itu pula, Anda tidak bisa menikmati waktu berdua, untuk tidur, bercinta, bahkan kebebasan untuk membelanjakan uang. Nah, berbagai perubahan tadi ternyata kerap memicu pertengkaran antara pasangan. Hal-hal kecil pun menjadi pemicu pertengkaran sehingga membuat hubungan Anda dan suami menjadi kurang harmonis. Maka, Anda perlu mencari cara untuk menghindari sekaligus mengatasi situasi tersebut dengan bijak dan tepat, Moms. Ini alasan Anda dan pasangan jadi bertengkar setelah lahirnya Si Kecil.
Uang, Uang, dan Uang
Keuangan memang bisa menjadi masalah utama penyebab pertengkaran ayah dan ibu baru. Jika sebelumnya terbiasa menikmati penghasilan ganda dan Anda bisa membelanjakannya sesuka hati, kehadiran seorang bayi bisa menyebabkan perubahan besar. Apalagi jika sang ibu memutuskan untuk berhenti bekerja, dan penghasilan pun makin terbatas sementara kebutuhan makin banyak.
Hal ini bisa diatasi apabila Anda dan suami mulai belajar untuk mengatur keuangan keluarga. Lebih baik bicarakan dulu besarnya dana yang Anda miliki dan strategi membelanjakannya sejak awal, daripada Anda dan suami berselisih setelah membelanjakannya. Kalau perlu, bukalah pendanaan untuk kebutuhan bersama, yang dapat diakses oleh Anda maupun suami.
Tidak Ada Kemesraan Lagi
Bercinta boleh jadi ada di urutan terakhir prioritas para ibu baru. Selain masih dalam masa penyembuhan usai melahirkan, kelelahan mengurus bayi jadi satu alasan utama. Tak bisa dipungkiri juga bahwa seperti 80 persen ibu baru lainnya, Anda kehilangan gairah bercinta di bulan-bulan pertama setelah melahirkan.
Jika dibiarkan, maka suami bisa bersikap semakin menuntut dan frustrasi. Maka, ada baiknya jika Anda dan suami saling terbuka untuk masalah ini. Kebutuhan suami tetaplah penting, namun Anda juga harus menjaga kondisi ketika memang sedang lelah. Situasi ini tentu bisa diatasi, dimulai dengan ciuman dan pelukan mesra, atau cara lain untuk saling memuaskan tanpa penetrasi.
Bantu Aku!
Setiap ibu pasti setuju bahwa mengurus bayi yang baru lahir adalah pekerjaan tak kenal henti selama 24 jam. Jadi, wajar saja kalau kemudian Anda tak sempat lagi mengurus pekerjaan rumah lainnya seperti menyapu, mencuci, atau membereskan pakaian. Dan jika suami tidak membantu, tapi justru protes karena rumah terlihat berantakan saat ia pulang kerja, ini tentu bisa memicu pertengkaran.
Sediakan waktu untuk saling membicarakan soal pembagian tanggung jawab, khususnya di dalam rumah. Anda dan suami harus berlapang hati menerima kenyataan bahwa setelah kehadiran seorang bayi, rumah Anda tak mungkin bisa serapi dulu. Maka, bersikaplah realistis dan urus yang esensial saja, seperti cuci baju, serta bersihkan lantai, kamar mandi, dan dapur. Sisanya, kerjakan jika ada waktu dan tenaga! (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- keluarga
- suami istri
- orang tua