Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Solusio Plasenta, Penyebab Kematian Bayi Irish Bella

Solusio Plasenta, Penyebab Kematian Bayi Irish Bella

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Pasangan selebriti Ammar Zoni dan Irish Bella tengah berduka. Bayi kembar pasangan ini meninggal dunia saat kehamilan Irish Bella memasuki usia bulan keenam. Dr. Gatot Abdurrazak, SpOG, dari RS Harapan Kita, dokter yang menangani Irish Bella, mengungkapkan, penyebabnya karena mengalami solusio plasenta atau plasenta lepas. Ini merupakan kondisi di mana plasenta terlepas sebelum proses melahirkan terjadi.

Dr. Gatot juga menjelaskan bahwa solusio plasenta yang terjadi ini terkait dengan pre-eklampsia yang disebabkan oleh mirror syndrome. Perlu diketahui, mirror syndrome sendiri umumnya berawal dari kondisi twin-to-twin transfussion syndrome (TTTS). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai solusio plasenta ini, Moms bisa baca penjelasannya berikut.


Apa itu Solusio Plasenta?

Plasenta merupakan organ yang sangat berperan bagi perkembangan janin di dalam kandungan. Plasenta punya banyak tugas. Letaknya yang mengelilingi janin akan memberikan semua keperluannya, termasuk oksigen, nutrisi, dan hormon dari darah Anda sendiri. Plasenta membuang kotoran calon bayi dan melindunginya dari kemungkinan infeksi serta menyuplai hormon-hormon yang menjaga kelangsungan hidup janin. Organ yang sering disebut sebagai ari-ari ini terhubung dengan janin melalui tali pusat.

Namun, saat hamil, plasenta bisa mengalami gangguan, Moms. Salah satunya adalah solusio plasenta atau dikenal juga dengan istilah plasenta abrupsi. Ini merupakan kondisi plasenta mengelupas dari dinding rahim sebelum proses melahirkan tiba, baik sebagian maupun seluruh plasenta. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan ibu serta janin. Plasenta yang mengelupas dapat mengurangi suplai oksigen dan nutrisi bagi janin, hingga membuatnya harus lahir prematur.

Pada ibu, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai tingkat pendarahan vagina, nyeri, atau bahkan kram. Abrupsi yang tidak terdeteksi meningkatkan risiko masalah pertumbuhan pada bayi. Sebanyak 15 persen kasus plasenta abrupsi yang sangat parah berujung pada kematian janin.


Penyebab Solusio Plasenta

Sampai kini belum diketahui penyebab pasti timbulnya solusio plasenta. Meskipun begitu, ada sejumlah kondisi yang bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami solusio plasenta dan mengakibatkan terjadinya gangguan ini, antara lain:

• Faktor usia, hamil pada usia lebih dari 40 tahun.

• Memiliki hipertensi kronik, hipertensi gestational, pre-eklampsia maupun eklampsia.

• Gemar merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

• Punya riwayat solusio plasenta sebelumnya.

• Ketuban pecah dini.

• Mengalami trauma atau cedera pada perut saat hamil.

• Menderita anemia, malnutrisi atau defisiensi gizi.

• Hamil dengan janin kembar.


Gejala dan Penanganan Solusio Plasenta

Usia kehamilan di trimester 3 atau setelah minggu ke-20 kehamilan merupakan saat yang rawan bagi terjadinya solusio plasenta. Gejala utamanya adalah ketika bumil mengalami perdarahan. Tetapi, harap diingat bahwa tidak semua perdarahan saat hamil merupakan pertanda solusio plasenta.

Selain perdarahan, gejala lain yang menandakan munculnya gangguan solusio plasenta ini adalah kontraksi rahim yang terjadi secara terus-menerus dan bumil mengalami nyeri perut atau punggung. Nah, jika bumil mengalami gejala solusio plasenta, sebaiknya segera kunjungi dokter. Kondisi ini butuh penanganan cepat untuk mencegah dampak yang fatal yang bisa Anda alami. (M&B/SW/Dok. Freepik)