Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menyeramkan, tapi bisa membuat ketagihan! Sensasi inilah yang mungkin dirasakan para penggemar film horor sehingga ingin menontonnya lagi dan lagi. Apakah Moms termasuk salah satu di antaranya?
Bagi sebagian orang, menyaksikan film horor memang menjadi salah satu cara melepas penat. Ketegangan yang timbul dari menonton film dengan genre ini bisa memicu adrenalin sekaligus mengurangi stres lho, Moms. Jangan lupa, hormon adrenalin juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga energi yang tersimpan dalam tubuh Anda lebih cepat terbakar atau digunakan.
Namun pertanyaannya, apakah Moms juga mengizinkan Si Kecil menyaksikan film-film thriller atau horor? Sebelum Anda mengajak anak menonton film 'menyeramkan', yuk simak efek-efek yang mungkin muncul dari film jenis tersebut.
1. Kecemasan dan Fobia
Tidak mudah untuk memprediksi reaksi Si Kecil ketika menyaksikan film horor. Namun penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja lebih berisiko untuk mengalami kecemasan atau fobia terhadap hal-hal tertentu. Kondisi ini berkaitan dengan pengembangan kognitif yang didasarkan pada skema atau cara memahami dunia.
Bagi anak-anak yang belum memiliki pengalaman hidup, adegan dalam film horor cenderung menimbulkan perspektif yang memicu kegelisahan atau fobia yang bertahan lama. Hal ini terjadi karena biasanya anak-anak belum bisa membedakan antara fantasi dan kenyataan. Alhasil, adegan-adegan menyeramkan dalam film horor akan menimbulkan perasaan cemas dan takut. Pada sebagian anak, kecemasan ini bisa berlangsung lama dan perlu mendapatkan bantuan profesional untuk menghilangkannya.
2. Kesulitan Tidur
Film horor biasanya didukung visual serta efek suara yang menyeramkan. Bukan tak mungkin, kedua unsur tersebut terekam dalam otak Si Kecil. Akibatnya, anak akan terus terintimidasi oleh bayangan menyeramkan tersebut hingga terbawa dalam mimpi sehingga ia kesulitan untuk tidur dengan nyenyak. Selain itu, setting atau latar film horor biasanya terjadi pada malam hari dan bernuansa gelap. Tak jarang, hal tersebut membuat anak ketakutan ketika harus tidur sendiri di kamarnya dengan lampu temaram. Padahal, lampu temaram seharusnya bisa membuat Si Kecil lebih nyenyak tidur.
3. Kekerasan
Menurut laman WebMD, film-film thriller dengan tema penyiksaan berpotensi menurunkan sensitivitas terhadap kekerasan di kehidupan nyata. Kekerasan yang digambarkan secara detail dan bercampur dengan keadaan seksual seringkali membingungkan serta berpotensi membahayakan bagi anak-anak sehingga mereka akan bergulat dengan pikirannya sendiri yang tengah berkembang. Ada kemungkinan, anak juga meniru adegan-adegan tersebut. Oleh sebab itu, orang tua sangat disarankan untuk memilih film yang bisa disaksikan anak-anak dan mendampinginya saat menonton.
4. Simbol Katarsis
Film horor juga memainkan peran penting dalam pengembangan pikiran negatif anak-anak. Perlu diketahui, anak-anak dapat menjelajahi naluri, impuls, dan ketakutannya tanpa implikasi di kehidupan nyata. Proses ini disebut sebagai simbol katarsis. Selain itu, saat menonton film horor dengan gambaran adegan yang mengerikan dapat meningkatkan detak jantung sebanyak 15 detak per menit. Kemudian, telapak tangan juga menjadi berkeringat, otot menegang, serta tekanan darah meningkat. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- anak
- balita
- film horor
- thriller
- fobia