Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bagi Moms yang akan menjalani proses melahirkan, Anda tentunya menginginkan agar persalinan bisa dilakukan secara normal. Walaupun begitu, terkadang muncul kendala sehingga Anda akhirnya diharuskan melakukan persalinan dengan operasi caesar.
Contohnya, jika kondisi kesehatan Moms tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan normal, atau ukuran janin di dalam kandungan terlalu besar, posisi janin sungsang, Anda mengandung bayi kembar, serta plasenta menutupi jalan lahir, maka dokter akan menganjurkan untuk dilakukan operasi caesar.
Jika operasi caesar dilakukan pada persalinan Anda yang pertama, mungkin hal tersebut tidak akan terlalu bermasalah. Namun, jika Anda berniat punya anak kembali, apakah Anda mesti menjalani operasi caesar kembali? Dan berapa kali seharusnya operasi caesar bisa dilakukan?
Sebenarnya, tidak ada batasan tertentu berapa kali seorang wanita bisa melahirkan lewat prosedur operasi caesar secara aman. Sebagian besar ahli menyebutkan bahwa idealnya operasi caesar boleh dilakukan hingga 3 kali.
Moms juga biasanya tidak direkomendasikan melahirkan secara normal jika memiliki riwayat telah mendapat operasi caesar 2 kali atau lebih. Memang, adalah hak Anda untuk memilih jenis persalinan apa yang ingin Anda lakukan. Namun, biasanya dokter akan menganjurkan proses persalinan yang terbaik dan paling aman untuk Anda berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan kondisi janin.
Bagaimana pun, operasi caesar memang berisiko saat Anda lakukan berulang kali, Moms. Berikut ini sejumlah risiko yang patut Anda waspadai.
1. Munculnya Jaringan Bekas Luka
Salah satu risiko melahirkan dengan operasi caesar adalah terbentuknya jaringan bekas luka (adhesi) setiap kali Anda melakukan operasi caesar, baik di bagian dalam maupun luar perut. Hal ini akan membuat operasi caesar berikutnya yang Anda lakukan akan menjadi sulit.
Selain itu, adhesi juga bisa terjadi di antara kandung kemih dan rahim yang dapat menyebabkan kerusakan pada kedua organ tersebut, sehingga akan membuat kesuburan Anda terganggu.
2. Masalah dengan Plasenta
Semakin banyak operasi caesar yang Anda jalani, semakin tinggi risiko Anda mengalami masalah dengan plasenta, misalnya plasenta bisa menempel terlalu erat di rahim, plasenta menutupi jalan lahir secara sebagian atau keseluruhan (plasenta previa).
3. Perdarahan Hebat
Risiko perdarahan berlebih sangat mungkin terjadi setelah Anda melakukan operasi caesar berulang kali, Moms. Semakin sering operasi caesar, maka risikonya juga akan semakin besar. Bahkan, dalam beberapa kasus, pasien mesti menjalani histerektomi (pengangkatan rahim) untuk mengatasi masalah ini. Pasien juga akan membutuhkan transfusi darah.
4. Infeksi Pasca-Operasi
Meskipun aman, operasi caesar tetap operasi besar yang berisiko. Salah satu risikonya adalah terjadinya infeksi pada luka operasi. Hal ini memerlukan penanganan dari dokter agar tidak semakin parah. Jadi, semakin sering Anda melahirkan dengan operasi caesar, maka prosedur berikutnya akan semakin rumit dan memakan waktu lebih lama.
5. Cedera Usus dan Kandung Kemih
Pada saat Anda melakukan operasi caesar yang pertama kali, luka pada kandung kemih mungkin saja terjadi. Tapi risikonya akan lebih besar saat Anda menjalani operasi caesar yang berikutnya. Peningkatan risiko ini disebabkan adanya perlekatan (adhesi) yang terbentuk sesudah operasi caesar pertama yang mengikat kandung kemih dengan rahim dan bisa menyebabkan kerusakan pada usus. (M&B/SW/Dok. Freepik)