Type Keyword(s) to Search
BABY

Waspadai Sinar Biru Elektronik pada Penglihatan Anak

Waspadai Sinar Biru Elektronik pada Penglihatan Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setelah lahir, pandangan mata Si Kecil memang masih terbatas, Moms. Jarak penglihatannya sekitar 20-30 cm dengan durasi memandang hanya beberapa detik. Di samping itu, bayi baru lahir juga belum bisa membedakan warna, hanya hitam dan putih saja yang ia lihat.

Nah, di era teknologi canggih seperti masa kini, banyak orang tua yang menggunakan perangkat elektronik sebagai bagian dari pengasuhan anak mereka. Sebagian besar orang tua sudah memberikan gadget kepada anaknya meski pun sang anak masih bayi. Hal ini umumnya dilakukan dengan tujuan untuk menenangkannya agar ia tak lagi rewel.


Bahaya Gadget buat Bayi

Padahal, sebenarnya ada bahaya yang ditimbulkan dari gadget, yaitu menghasilkan sinar biru. Dan karena lensa mata Si Kecil masih sangat bening, matanya tentu saja akan sangat peka terhadap efek sinar biru yang dihasilkan dari gadget tersebut, Moms.

Lutein, yang berfungsi sebagai kacamata alami untuk membantu menyaring sinar biru dan melindungi retina matanya juga belum terbentuk dengan sempurna. Itulah sebabnya, sinar tersebut sangat mudah menembus retina dan perlahan-lahan dapat merusak mata Si Kecil.

Sinar biru sendiri tak hanya berasal benda-benda elektronik yang memancarkan cahaya seperti televisi atau gadget, tapi juga berasal dari benda-benda yang ada di sekitar Si Kecil, seperti sinar matahari.


Risiko Paparan Sinar Biru

Jika paparan sinar biru tersebut terus berlangsung, matanya berpotensi mengalami kerusakan pada sel saraf. Hal ini akan membuat kemampuan berkedip anak menurun, sehingga matanya jadi sakit, merah, dan berair. Dan ini hanya risiko kesehatan jangka pendek saja.

Pada jangka panjang, Si Kecil bisa mengalami ARMD (age related macular degeneration) di usia muda. Padahal, faktanya, penyakit kerusakan saraf mata ini biasa terjadi pada orang tua yang berusia 60 tahun ke atas. AMRD ini akan membuat pengelihatan menjadi samar serta warna-warna nampak lebih redup.

Mata anak juga menjadi sulit beradaptasi dengan cahaya remang-remang. Nantinya juga akan muncul blind spot pada mata, yang membuatnya membutuhkan cahaya lebih untuk membaca atau sulit memahami warna tertentu. Garis lurus yang terlihat juga menjadi seperti bergelombang.

Oleh karena itu, biasakanlah mengatur jarak Si Kecil saat menonton televisi dan atur pencahayaan yang cukup saat ia membaca. Kemudian, tidak memperbolehkannya melihat layar elektronik saat hendak tidur, karena akan membuat waktu tidurnya berkurang. Selain itu, jaga kesehatan mata Si Kecil dengan asupan sayur dan buah secara rutin. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)