Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Buat Moms, mengonsumsi kopi yang mengandung kafein merupakan hal yang biasa dan mungkin sudah jadi kebiasaan Anda sebelum memulai aktivitas harian. Tapi bagaimana jika kopi dikonsumsi oleh balita?
Ya, saat ini kopi memang sudah jadi bagian dari gaya hidup. Sekarang Anda bisa dengan mudah menemukan kedai kopi yang menawarkan berbagai jenis minuman berbahan dasar kopi. Tak heran jika kini tak sedikit remaja, bahkan balita, yang sudah sering mengonsumsi kopi.
Meskipun demikian, mungkin saja timbul sedikit kekhawatiran pada diri Anda saat mendapati Si Kecil ternyata juga doyan minum kopi. Anda bisa jadi bertanya, bolehkah sebenarnya anak mengonsumsi kopi?
Kopi, seperti kita semua tahu, mengandung zat bernama kafein. Kandungan kafein inilah yang bisa menyebabkan kopi jadi minuman yang berisiko buat anak, Moms. Pada anak, kopi dan minuman lain yang mengandung kafein bisa memberikan efek samping yang kurang baik, karena respons tubuh anak terhadap kafein pastinya berbeda dibandingkan pada orang dewasa.
Pada orang dewasa, risiko yang ditimbulkan dari kopi dan kafein antara lain adalah sulit tidur, sakit perut, diare, hingga merasa gelisah. Lalu bagaimana dengan anak? Berikut sejumlah efek samping yang bisa saja dialami anak yang sering mengonsumsi kopi, Moms.
1. Gangguan Tidur
Anak balita hingga usia 12 tahun membutuhkan tidur setidaknya 10 jam per hari agar fungsi tubuh bisa bekerja dengan baik. Nah, minum kopi atau minuman kafein lainnya, meskipun dalam dosis kecil, bisa membuat anak terjaga, karena kafein masih tersimpan dalam tubuh Si Kecil hingga 8 jam setelahnya. Hal ini disebabkan kafein merupakan stimulan yang bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga membuat anak jadi sulit tidur.
2. Masalah Pencernaan dan dehidrasi
Kandungan kafein juga bisa meningkatkan produksi asam lambung di tubuh kita. Jadi setelah minum kopi, Si Kecil bisa saja mengalami sakit perut ataupun mual dan mulas, Moms. Selain itu, kafein juga bersifat diuretik, bisa menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak cairan melalui urine. Jika cairan tubuh yang dikeluarkan terlalu banyak, sedangkan anak sedikit minum air, maka ia bisa berisiko mengalami dehidrasi.
3. Mengganggu Penyerapan Kalsium
Seperti disebutkan di atas, kafein bersifat diuretik, membuat tubuh memicu produksi air seni. Nyatanya, semakin sering urine dikeluarkan oleh ginjal, semakin banyak kalsium yang belum terserap oleh tubuh ikut terbuang. Padahal, mineral ini berperan penting untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat pada anak.
4. Hiperaktif
Memang, pada orang dewasa, kopi dianggap bisa menambah energi, hal yang akan membantu mereka dalam melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Namun, pada anak, kafein justru bisa mengakibatkan kondisi hiperaktif. Ini dikarenakan mereka masih mengalami kesulitan untuk mengendalikan diri dibandingkan orang dewasa. Akibatnya, mereka jadi susah berkonsentrasi dan tidak bisa diam.
5. Kekurangan Nutrisi
Kopi adalah minuman stimulan yang akan berdampak buruk bagi selera makan anak. Umumnya, setelah minum kopi, mereka tidak terlalu bersemangat makan makanan lain. Anak yang gemar minum kopi berisiko mengalami kekurangan nutrisi dalam tubuhnya, pasalnya kopi tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang anak. Padahal, anak dalam masa pertumbuhannya masih sangat perlu menerima asupan gizi yang diperoleh dari berbagai makanan, seperti sayur, buah, daging, dan susu. (M&B/SW/Dok. Freepik)