Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tak hanya orang dewasa, masalah tidur juga bisa dialami Si Kecil. Laporan yang dikeluarkan oleh Consumer Reports, dikutip dari Modernmom.com, menunjukkan 20 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami masalah tidur.
Masalah tidur biasanya sangat mengganggu, terutama bila sering terjadi di malam hari. Perlu Anda ketahui, masalah tidur bisa dialami ketika Si Kecil merasa lelah yang akhirnya menyebabkan rewel dan frustasi. Bila tidurnya terus-menerus terganggu, anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perilaku.
Sebenarnya, tidur yang sehat adalah tidur yang menyegarkan tubuh setelah bangun. Bagaimana ciri tidur yang sehat? Anak mudah tidur dalam waktu kurang dari 20 menit setelah diletakkan di tempat tidur, mudah terbangun pada saatnya bangun, dan tidak mengantuk berlebihan di siang hari.
Yuk, kenali beberapa gangguan tidur yang biasa dialami balita dan cara mengatasinya, Moms.
1. Mengalami Mimpi Buruk
Bagaimana tanda Si Kecil mengalami mimpi buruk? Apakah ia menangis dan berteriak saat tidur? Ketika mengalami mimpi buruk, Si Kecil akan merasa takut, tapi ia dapat memanggil Anda saat telah benar-benar terjaga. Ia juga akan mengingat mimpi itu. Mimpi buruk biasanya terjadi selama tidur pada tahap REM.
Cara mengatasinya: Pastikan Si Kecil tidak terlalu lelah dan tidak tidur terlalu larut. Anda dapat membuatnya tidur tenang dengan membacakan beberapa buku dongeng yang menyenangkan atau memutar musik yang menenangkan. Apabila ia terbangun karena mimpi buruk, Anda dapat mengajaknya kembali tidur dengan cara menghindari suara atau gerakan yang membuat gaduh, supaya ia menjadi tenang.
2. Insomnia
Insomnia juga bisa dialami oleh anak lho, Moms. Salah satu cirinya, Si Kecil sudah berada di tempat tidur lebih dari 20 menit, tetapi belum tidur juga. Ia sering memberi alasan minta minum, dibacakan cerita, mau pipis, mau menonton TV, dan lain-lain.
Cara mengatasinya: Insomnia bisa diatasi dengan memberikan rutinitas tidur yang baik. Insomnia juga biasanya terjadi karena pola asuh orang tua yang tidak memberi batasan tepat, kapan anak harus tidur. Untuk membantunya tidur, buatlah jadwal tidur sesuai kebutuhan anak dan usianya, serta lakukan secara rutin. Sebaiknya, Anda menidurkan Si Kecil di jam yang sama setiap malamnya. Cara ini bisa dimulai sejak dini.
3. Sleep Apnea
Sleep apnea merupakan henti napas saat tidur dalam beberapa detik yang membuat Si Kecil terbangun. Sleep apnea terjadi ketika otot di bagian atas tenggorokan yang seharusnya terbuka saat tidur, berelaksasi hingga menyebabkan saluran udara menyempit. Gejala kondisi ini adalah tidur mendengkur, diikuti fase berhenti bernapas, tercekik, dan terbangun.
Di siang hari, anak menunjukkan gangguan perilaku, bahkan gangguan pertumbuhan. Penyebab tersering adalah pembesaran tonsil dan adenoid yang lazim disebut sebagai amandel.
Cara mengatasinya: Jika Anda curiga Si Kecil menderita sleep apnea karena sering mendengkur, sebaiknya bawa ia ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan apakah penyebabnya karena anatomi (bentuk rahang dan tulang wajah), atau pembengkakan amandel dan adenoid.
Pada orang dewasa, salah satu upaya pengobatannya adalah dengan memasang mesin CPAP (continuous positive airway pressure) pada saat tidur, untuk mempertahankan kelancaran saluran napas dengan memberi tekanan udara.
Namun, pada anak, penyebab paling sering adalah pembesaran amadel dan adenoid. Cara terbaik adalah dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis THT untuk mempertimbangkan pengangkatan amandel dan adenoid. Keberhasilan cara tersebut dapat menanggulangi sekitar 90 persen kasus sleep apnea.
Bila Anda ingin mengurangi kebiasaan mendengkur anak, coba cara ini:
⢠Tidur miring.
⢠Tinggikan kepala dari kasur sekitar 10 cm.
⢠Jika kelebihan berat badan atau obesitas, sebaiknya atur pola makan anak dan ajak ia lebih aktif bergerak.
4. Sering Terbangun di Malam Hari
Balita bisa saja terbangun 5-6 kali dalam 1 malam, karena berbagai alasan.
Cara mengatasinya: Sebenarnya, anak belajar mengenal situasi sebelum ia tidur dan memerlukan situasi yang sama untuk tidur kembali bila ia terbangun malam hari. Anak yang diletakkan di tempat tidur sebelum benar-benar tertidur, akan mudah tidur kembali saat terbangun di malam hari. Anak yang dibiasakan digoyang atau diberi botol sampai tertidur akan mencari goyangan dan botol saat terjaga malam hari.
Bila Si Kecil terbangun, Anda dapat mendekatinya sehingga ia mengetahui bahwa Anda ada di dekatnya, dan akan mencoba sendiri untuk menenangkan dirinya. Jika ia terbiasa tidur nyenyak namun tiba-tiba menjadi sering terbangun pada malam hari, coba telusuri penyebabnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)