Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Awas, TBC Bisa Mengancam Balita Anda, Moms!

Awas, TBC Bisa Mengancam Balita Anda, Moms!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga rentan terkena infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab tuberkulosis (TBC). Ironisnya, TBC pada anak terjadi tanpa gejala yang khas, sehingga sering kali sulit dideteksi.

Jika pada orang dewasa kuman TBC umumnya masuk melalui paru-paru, sehingga bergejala awal batuk, maka pada anak-anak, gejala itu tidak selalu muncul. Padahal, Si Kecil rentan sekali terinfeksi bakteri ini.

Tuberkulosis adalah jenis penyakit menular yang paling sering menyerang paru-paru (TBC paru atau vlek paru). Padahal, bakteri ini juga dapat menyerang hampir semua organ tubuh, seperti tulang, otak, ginjal, hati, usus, jantung, mata, dan telinga.

Anak yang tertular TBC biasanya akibat terkenakontak udara dengan penderita TBC dewasa melalui percikan dahaknya, meskipun penularan secara oral (melalui susu segar dan luka kulit) dapat pula terjadi. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sekitar 9,5 juta anak di Asia Tenggara tidak mendapatkan imunisasi dasar untuk difteri, pertusis, dan tetanus (DPT).

Akibatnya, anak-anak tersebut mudah terserang penyakit, termasuk TBC, apalagi penyakit ini mudah menular lewat kontak udara. Jika sistem kekebalan tubuh anak lemah, maka otomatis bisa langsung terjangkit TBC.

Menurut dr. Wahyuni Indawati, Sp.A dari RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, kasus TBC pada anak masih 'terpinggirkan' dan dianggap bukan masalah kesehatan yang penting hingga beberapa tahun terakhir. Padahal, TBC pada anak masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.


Waspadai Gejalanya

Untuk mewaspadai risiko terjangkitnya penyakit ini pada Si Kecil, sebaiknya Moms perlu curiga jika terjadi beberapa kondisi berikut ini:

• Demam berkepanjangan (2 minggu atau lebih) dan berulang.

• Batuk tak kunjung sembuh (lebih dari 3 minggu).

• Lesu dan tidak aktif seperti biasa.

• Nafsu makan turun, berat badan turun atau tidak naik selama 2 bulan berturut-turut.

• Teraba benjolan (pembengkakan kelenjar) di bagian leher.


Bisa Diobati

Moms tidak perlu cemas bila Si Kecil menderita TBC, karena bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Ada beberapa bentuk obat yang biasa diresepkan untuk Si Kecil.

Jika Si Kecil positif TBC, perlu waktu cukup untuk dapat mengobatinya secara tuntas. Kasus pada umumnya membutuhkan pengobatan selama 6 bulan. Namun pada kasus akut, pengobatan yang diperlukan dapat mencapai waktu 1 tahun.

Penyakit ini tentu dapat disembuhkan. Kunci keberhasilan pengobatannya adalah pengawasan konsumsi obat secara teratur dan tuntas.


5 Tips Mencegah TBC

Untuk mencegah risiko penyakit ini sejak dini pada Si Kecil, ada baiknya Anda melakukan 5 tips berikut ini:

1. Pastikan Si Kecil mendapatkan vaksinasi BCG dan DPT.

2. Beri ia makanan bergizi lengkap dan seimbang.

3. Jaga lingkungan rumah agar selalu bersih, tidak lembap, dan pastikan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.

4. Obati sumber penularan dengan tuntas dan cegah penularan dengan etika batuk, serta selalu gunakan masker selama 2 bulan pertama pengobatan.

5. Pada anak sehat berusia kurang dari 5 tahun dan berkontak erat dengan pengidap TBC aktif, perlu diberi obat pencegah berupa profilaksis INH. (M&B/SW/Dok. Freepik)