Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Berenang sambil makan. Moms, Anda mungkin pernah melihat 'pemandangan' semacam ini di kolam renang umum? Ya, tak sedikit ibu yang menemani anak berenang sambil menyuapi, seperti dalam kasus yang viral baru-baru ini.
Menurut kabar yang beredar di media sosial, ada seorang bocah berusia 7 tahun berenang sambil disuapi sushi oleh sang ibu. Sambil mengunyah sushi, anak tersebut kembali ke dalam air dan meneruskan berenang.
Tidak lama kemudian, anak tersebut kembali keluar dari kolam renang dan tertidur lemas di kursi. Sang ibu mengira anaknya kelelahan, tapi ternyata sudah meninggal. Diduga anak tersebut meninggal dunia karena makan sambil berenang. Konon, sushi yang belum terkunyah seluruhnya, masuk ke dalam saluran pernapasan sehingga menghalangi distribusi udara.
Memang tidak disebutkan secara detail, siapa, kapan, dan di mana peristiwa itu terjadi. Akan tetapi perlu diketahui, membiarkan anak makan sambil berenang memang sangat tidak dianjurkan karena ada risiko tersedak.
Pernapasan dan Pencernaan
Saat berenang, seseorang tentunya perlu melakukan teknik pernapasan yang benar guna memenuhi kebutuhan oksigen ketika berada di dalam air. Agar bisa melakukan teknik bernapas dengan benar, tentunya diperlukan 'kerjasama' yang baik antara hidung untuk menarik udara masuk dan mulut guna mengembuskan udara keluar. Oleh sebab itu, seseorang harus tetap fokus ketika berada di dalam air.
Ketika konsentrasi untuk bernapas terganggu dengan adanya makanan di dalam mulut, maka alur udara pun menjadi terganggu. Hal inilah yang lantas memicu risiko tersedak atau kesulitan bernapas.
Sementara itu, Peter Milburn yang merupakan profesor School of Rehabilitation Sciences di Griffith University, mengatakan memang benar bahwa sistem pencernaan memang mengalihkan sebagian darah dari otot guna membantu proses pencernaan.
Dengan berkurangnya aliran darah, ada potensi lebih sedikit oksigen yang tersedia untuk otot dan perut yang bekerja. Kondisi inilah yang terkadang menjadi pemicu terjadinya kram.
Perlu diketahui, kram adalah kontraksi spasmodik disengaja dari otot rangka selama atau setelah latihan. Kram terjadi biasanya berkaitan dengan faktor kelelahan. Akan tetapi kram saat berolahraga lebih mungkin terjadi karena kombinasi faktor, seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan kelelahan neurologis yang unik bagi setiap orang.
Sejauh ini, kasus orang meninggal setelah makan atau sambil makan, memang jarang sekali terjadi. Namun Moms tentunya tahu bahwa berenang dengan perut penuh bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman. Bukan tidak mungkin, rasa tidak nyaman tersebut juga bisa memicu muntah.
Sangat disarankan agar Moms juga melatih anak untuk melakukan pemanasan sebelum masuk ke kolam renang. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kram.
Faktor Kebersihan
Selain memiliki efek pada diri sendiri, makan di kolam renang tentunya juga berpengaruh terhadap orang lain. Secara etika, tentu saja kurang baik apabila Anda memberi makan Si Kecil yang tengah berada di dalam kolam renang.
Saat Si Kecil makan di kolam renang, ada kemungkinan makanan atau remah-remahnya terjatuh sehingga menyebabkan air menjadi lebih cepat kotor. Makanan yang terlihat mengapung di air tentu saja menyebabkan rasa tidak nyaman bagi pengguna kolam renang lainnya. Ingat ya Moms, pengguna kolam renang umum bukan hanya Anda dan anak Anda saja. Orang lain juga berhak menggunakan fasilitas tersebut dengan nyaman.
So, Moms sebaiknya Anda tidak memberi makan anak ketika tengah berenang. Atau jika terpaksa, Anda bisa mengajak Si Kecil ke tepian terlebih dahulu untuk menyelesaikan makanannya sebelum kembali ke kolam renang. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)